Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan mesti segera menyiapkan strategi untuk mempertahankan pasar penumpang. Pasalnya, pemerintah bakal merevitalisasi rel kereta Jakarta-Surabaya sehingga waktu tempuh dua tempat tersebut hanya 5 jam.
CEO Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, jika tak diantisipasi maka para penumpang yang bertolak dari Jakarta atau sebaliknya Surabaya akan hanya memanfaatkan moda transportasi darat tersebut.
"Ini juga kalau tidak aware dengan kereta cepat, market di Pulau Jawa bisa diambil kereta," kata dia kepada Liputan6.com,Jakarta, Selasa (31/5/2016).
Baca Juga
Hal tersebut hampir serupa yang terjadi di Jepang. Dia mengatakan, di Jepang terjadi pergeseran penumpang ketika kereta Sinkansen beroperasi menghubungkan Tokyo-Osaka.
Maka dari itu, dia mengimbau supaya maskapai cepat mengambil langkah supaya para penumpang setia memanfaatkan jasa layanan transportasi udara. Terkhusus Garuda Indonesia yang selama ini lebih banyak melayani masyarakat kelas menengah atas.
"Yang naik Garuda paling businessman. Kalau family dan rekreasi lebih memilih kereta. Apalagi selisih nanti bisa signifikan tiket kereta dengan pesawat," jelas dia.
Tak hanya dari segi maskapai, pelayanan di bandara pun mesti turut didorong adanya perbaikan. Menurut Arista, selama ini kondisi bandara Soekarno-Hatta kurang kondusif mengingat terbatasnya akses transportasi serta pelayanan di bandara itu sendiri.
"Akses ke Soekarno-Hatta dari Jakarta rata-rata makan waktu 2 jam. Masih terjadi antrean take off-landing di Soekarno-Hatta karena runway (landas pacu) tidak tambah. Masih 2 runway. Ini masalah krusial Soekano-Hatta," tukas dia.