RI Banjir Impor Semen Kualitas Rendah dari China dan Korea

Dalam membangun banyak proyek rumah murah, banyak dibutuhkan pasokan semen

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Agu 2016, 21:36 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2016, 21:36 WIB
Rumah Murah
(Foto: Rumah.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam membangun banyak proyek rumah murah, banyak dibutuhkan pasokan semen. Namun, saat ini Indonesia juga masih kebanjiran semen impor.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita ‎mengaku Indonesia kebanjiran impor semen dari negara lain lantaran harga semen produksi dalam negeri sangat tinggi, apalagi di Indonesia Bagian Timur.

Hal itu terjadi lantaran Indonesia memiliki produksi semen dengan kualitas tinggi, sementara untuk membangun Rumah Sangat Sederhana (RSS) membutuhkan semen kualitas rendah.

"Indonesia banjir semen dari China, Korea dan negara lain karena kualitas semen kita tinggi. Walaupun impor yang berlebihan akan menjadi persoalan tersendiri," ujar dia saat menghadiri acara Real Estate Indonesia (REI) di Hotel JS Luwansa di Jakarta, Minggu malam (7/8/2016).

Mantan Ketua Umum REI ini menyadari bahwa saking tingginya kualitas produksi semen dalam negeri, bahan baku bangunan ini digunakan untuk pembangunan gedung bertingkat, DAM atau bendungan, dan proyek besar lainnya. Sementara pembangunan RSS atau rumah murah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat mengandalkan semen berkualitas rendah.

"RSS tidak perlu kualitas semen yang tinggi. Nah saya tidak tahu lagi apakah ada semen kualitas rendah yang diproduksi di dalam negeri sekarang ini," ujar Enggar.

Dia lebih jauh menjelaskan, REI pernah meminta Indocement menurunkan kualitas semen produksinya khusus untuk membangun RSS atau rumah murah. Kemudian, sambung Enggar, produksi itu sempat dilempar ke pasaran, namun hanya sebagai pemanis industri semen saja.

"Tapi ternyata harga semen tidak turun juga walaupun kondisi pembangunan jumlahnya sempat menurun. Produksi semen kita sebenarnya melimpah, ‎tapi ya karena kualitasnya tinggi, jadi harganya mahal," pungkas Enggar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya