Liputan6.com, Jakarta DPD Realestat Indonesia (REI) Aceh mengajak investor dari dalam maupun luar Aceh untuk masuk berinvestasi di sektor properti di Kota Sabang.
Tidak hanya perumahan, namun juga properti komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel dan resort.
Ketua DPD REI Aceh Rahmad Yadi mengatakan, sebagai salah satu destinasi wisata terkenal di Aceh bahkan Indonesia, Pulau Sabang masih minim fasilitas kota terutama pusat belanja dan penginapan.
Sebab itu, dia mengajak investor dan pengembang nasional untuk mau berinvestasi di pulau terujung Nusantara tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengajak investor daerah maupun nasional untuk datang kemari, dan berinvestasi terutama membangun pusat perbelanjaan dan hotel berkelas," kata Rahmad kepada Liputan6.com di Jakarta,Jumat (23/9/2016).
Dia menambahkan, saat ini kondisi keamanan di Aceh termasuk Sabang cukup kondusif, ditopang pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Sektor pariwisata memang lebih menonjol di Sabang mengingat kota ini memiliki sejumlah pulau indah seperti Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Seulako dan lain-lain.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sabang pada 2013 mencapai Rp 36 miliar, dengan 70 persen diantaranya berasal dari sektor pariwisata.
Pemprov Aceh menargetkan jumlah wisatawan yang datang ke Sabang mencapai satu juta jiwa pada 2017, sehingga kebutuhan fasilitas yang lebih baik sudah sangat dibutuhkan terlebih hotel berbintang.
"Sabang sudah ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), namun kondisi fasilitas penunjangnya kurang memadai, sehingga masih butuh sentuhan investor," jelas dia.
Selain properti komersial, potensi pasar residensial di Sabang juga masih sangat besar. Dengan penduduk mencapai 35 ribu jiwa, kebutuhan rumah di segmen menengah bawah di pulau tersebut terbuka lebar.
"Kami berencana menggarap pasar hunian di Sabang. Sekarang saja permintaan rumah sederhana tapak di sana sudah mencapai 5000 unit," kata pengembang muda yang sedang membangun sejumlah perumahan sederhana di Aceh tersebut.
REI Aceh sudah menjalin kerjasama dengan Pemkot Sabang untuk memasarkan rumah subsidi yang akan dibangun untuk PNS.
Sedangkan untuk anggota Polri, REI Aceh akan melanjutkan kerjasama dengan Polda Aceh untuk pembangunan rumah prajurit Polri di Sabang. Tahap awal direncanakan sebanyak 500 unit.
Tahun ini REI Aceh menargetkan pembangunan 3000 unit rumah sederhana subsidi di seluruh provinsi tersebut. Pasokan terbesar berada di Aceh Besar, Langsa, Aceh Tamiang, dan Meulaboh.
"Realisasi saya belum hitung, namun kami optimistis target 3000 unit bisa tercapai sampai akhir tahun, asalkan skim pembiayaan subsidi dari pemerintah lancar," kata Rahmad.
Selain gaji tukang dan harga material yang tinggi seperti besi dan seng, melejitnya harga lahan di sejumlah kota di Aceh turut mempersulit pasokan rumah murah bersubsidi.
Dia mencontohkan, di daerah sekitar Kota Banda Aceh sudah sulit mencari lahan murah. Padahal kebutuhan dan permintaannya sangat tinggi. Sedangkan terkait perizinan, diakui Rahmad tidak ada kendala bahkan cukup baik.
Di segmen menengah atas, saat ini pasar di Aceh juga mengalami perlambatan terutama untuk rumah di atas 300 juta hingga Rp 1 miliar. (Muhammad Rinaldi/Nrm)