Tarif KRL Jabodetabek Naik Rp 1.000 Mulai Hari Ini

Mulai hari ini, tarif kereta commuter line atau KRL Jabodetabek mengalami kenaikan Rp 1.000

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Okt 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2016, 12:30 WIB
20151221-KA-Jakarta-Kota--Tanjung-Priok-YR
PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali mengoperasikan lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/12). Pengoperasian rute akan difasilitasi oleh commuter line yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Tarif kereta commuter line atau KRL Jabodetabek mengalami kenaikan Rp 1.000. Kenaikan berlaku mulai 1 Oktober 2016.

Salah satu alasan kenaikan tarif KRL ini adalah untuk meningkatkan fasilitas dan layanan KRL itu sendiri.  Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, kenaikan ini juga untuk mendukung target jumlah penumpang 1,2 juta orang per hari pada 2019. Saat ini KRL setiap harinya baru mengangkut 850 ribu orang.

"Kami sampaikan kepada PT KCJ bahwa persetujuan atas pemintaan kenaikan tarif KA sebesar Rp 1.000 per penumpang tersebut harus dialokasikan untuk biaya/investasi peningkatan sarana dan pelayanan KRL," kata Prasetyo ‎dalam keterangannya, Sabtu (1/10/2016).

Prasetyo menambahkan, pengajuan kenaikan tarif KRL itu sendiri sudah diajukan oleh operator kepada Pemerintah sejak tahun 2014. Pemerintah memerlukan waktu untuk melakukan penilaian dan kajian terkait kenaikan yang diminta dengan investasi perbaikan sarana dan pelayanan KRL yang dapat dilakukan.

Kemudian pemerintah menyetujui kenaikan tarif baru KRL tersebut dan mulai berlaku tanggal 1 Oktober 2016.

“Kenaikan tarif kereta ini berlaku di seluruh rute atau lintasan KRL Jabodetabek. Untuk rute terjauh, yaitu Bogor – Maja, saat ini tarifnya Rp 11.000 naik hanya menjadi Rp 12.000 saja,” imbuh Prasetyo.

Dia juga menegaskan bahwa dalam proses kenaikan tarif KRL ini, Pemerintah juga meningkatkan subsidi untuk KRL. Dijelaskan juga bahwa semisal untuk lintas Jakarta – Bogor, biaya operasional yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 13.750,- per penumpang.

Penumpang yang semula membayar sebesar Rp 5.000, maka setelah 1 Oktober nanti, tarif yang akan dikenakan adalah sebesar Rp 6.000. Sedangkan untuk subsidi Pemerintah dari biaya operasional pada lintas tersebut, semula memberikan subsidi sebesar Rp 6.000 per penumpang, naik menjadi sebesar Rp 7.750 per penumpang atau terdapat kenaikan subsidi sebesar Rp 1.750 per penumpang. .

“Kerjasama Pemerintah, operator dan masyarakat ini diharapkan terus berlanjut dalam upaya modernisasi Stasiun Manggarai yang saat ini tengah dikerjakan” tambah Prasetyo.

Dijelaskan juga bahwa pada saat modernisasi Stasiun Manggarai selesai, maka stasiun ini akan menjadi stasiun besar yang akan melayani semua kereta, baik kereta jarak jauh, KRL maupun KA Bandara, sebagai perwujudan peningkatan pelayanan angkutan perkotaan di Jabodetabek.

Mei 2016 lalu Kementerian Perhubungan telah selesai memodernisasi sekaligus meresmikan pengoperasian 3 stasiun yaitu Stasiun Kebayoran, Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Maja. Ketiga stasiun tersebut sudah mengakomodir fasilitas untuk difable bahkan dilengkapi dengan layanan ruang menyusui.

Tidak hanya pembangunan prasarana fisik, alokasi subsidi untuk penumpang kereta api pun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebagai perbandingan PSO tahun 2016 mengalami kenaikan 20 persen dibandingkan tahun 2015 lalu. Dari yang tadinya sebesar ± Rp 1,5 triliun Tahun 2015 lalu menjadi ± Rp 1,8 Triliun pada Tahun 2016.

Selain upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan, PT KCJ juga melakukan upaya peningkatan sarana perkeretaapian. Pada tahun ini, PT KCJ telah mengoperasikan 1 rangkaian KRL yang semula terdiri dari 10 kereta, ditambah menjadi 12 kereta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya