Liputan6.com, Jakarta - TNI-AD melalui kontingen kejuaraan menembak antar pasukan pertahanan seluruh negara di ASEAN (ASEAN Armies Rifle Meet 2016) telah berhasil mengharumkan nama Indonesia.
Kontingen asal Indonesia yang terdiri atas 37 anggota TNI-AD berhasil mempertahankan prestasi sebagai juara umum dalam kejuaraan tahunan yang kini diselenggarakan di Filipina.
Dalam kejuaraan menembak itu, kontingen asal Indonesia membawa dua jenis senjata buatan PT Pindad (Persero), yaitu SS2-V2 Heavy Barrel (HB) dan SS2-V4 HB. Lalu, senjata seperti apakah keduanya itu?
Advertisement
Dikutip dari data Pindad, Jumat (16/12/2016), SS2-V2 HB merupakan senjata karabin dengan panjang laras 40,3 cm. SS2.V2 HB ini memiliki peluru kaliber 5,56 mm.
Baca Juga
Ini varian kedua berbasis SS2-V2 karabin otomatis, dengan tembakan per barel, dioperasikan dengan gas, mode penembakan dipilih dengan mesiu. Perbedaan penting adalah kejutan yang lebih rendah ketika menembakkan karena penyangga di antara sambungan laras.
Laras SS2 memiliki enam alur dengan 177,8 mm pada satu giliran, dilengkapi dengan lampu kilat hidder yang akan mengurangi flash dan kejutan. Senapan ini mampu menembak dengan jarak maksimal 400-500 meter.
Sementara untuk SS2-V4, tak jauh berbeda dengan SS2-V2, hanya saja kemampuan senjata ini sedikit lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan jarak tembak maksimalnya bisa mencapai 600 meter.
Senjata buatan Pindad ini juga menggunakan peluru kaliber 5,56 mm ini juga dilengkapi dengan teleskop yang mampu membidik lebih akurat.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan para prajurit TNI tersebut. Dari 26 kali AARM diselenggarakan, tercatat 11 kali TNI menjadi juara umum.
"Hebatnya, kalian memaksa tentara negara ASEAN untuk berdiri menghormati sang Merah Putih. Dan satu lagi, kalian pun merasa berhasil menggunakan produk senjata sendiri. Orang lain pernah juara tidak menggunakan produk sendiri, kalian juara dengan mengunakan produk sendiri," ucap Panglima.
Atas prestasi yang dicatatkan, kontingen AARM 2016 mendapatkan penghargaan Rp 1 miliar dari Pindad dan Rp 500 juta dari institusi TNI. (Yas/Gdn)