Liputan6.com, Jakarta Keinginan orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak memunculkan potensi pasar yang sangat besar. Ini terutama produk anak usia prasekolah (2-6 tahun).
Hasil Proyeksi Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) di 2016 memperkirakan, jumlah anak Indonesia pada rentang usia 2-7 tahun mencapai 30,26 juta jiwa. BPS mengestimasi laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun berdasar Sensus Nasional tahun 2010.
Mengacu pada ini, perusahaan riset Sigma Research Indonesia dalam keterangannya, Senin (19/1/2016) menyebutkan, besarnya potensi pasar sembilan kategori produk anak usia 2-7 tahun mencapai Rp 212,82 triliun.
Advertisement
Pasar terbesar adalah produk makanan ringan sebesar Rp 100,92 triliun atau 47,42 persen. Kemudian disusul produk susu (susu bubuk, UHT, fermentasi, dan susu segar) sebesar Rp 34,79 triliun (16,35 persen) dan Produk Perlengkapan Pakaian yang mencapai Rp 33,57 triliun (15,77 persen).
Baca Juga
“Tahun 2016 ini Sigma Research Indonesia meluncurkan produk studi berikutnya, yaitu Laporan Studi Perilaku Belanja Ibu dengan Anak Usia Prasekolah. Studi ini kami laksanakan pada bulan September-November 2016 di lima kota besar Indonesia," ujar Direktur PT Sigma Research Indonesia, Nurjannah Andi Lemmung.
Riset, dia menuturkan, dilakukan melalui riset deskriptif secara kuantitatif melalui kuesioner terstruktur dan wawancara tatap muka (face to face interview) pada 600 orang ibu yang memiliki anak usia dua hingga tujuh tahun dari kelompok pengeluaran kelas SES AB (menengah hingga menengah atas).
"Studi yang dilakukan tidak hanya sekedar survei produk, tetapi kami juga menggali perilaku belanja para ibu tersebut,” ujar Nurjannah.
Lebih lanjut Nurjannah mengemukakan, tujuan studi adalah untuk memberikan gambaran lengkap perilaku ibu yang memiliki anak usia prasekolah, baik dari sisi demografi, sosial, dan perilaku, kepada pengelola merek yang menyasar segmen anak usia prasekolah.
Sebagai contoh dari segi produk, hasil studi mengungkapkan tiga produk utama yang paling banyak dikonsumsi oleh ibu dengan anak berusia 2 hingga 7 tahun adalah produk perlengkapan anak sehari-hari, yakni toiletries dan perlengkapan pakaian.
Produk berikutnya yang juga tinggi tingkat penggunaannya adalah perlengkapan sekolah, makanan ringan, termasuk wafer, dan pakaian dalam anak dengan persentase penggunaan di atas 85 persen.
Untuk penggunaan media dalam mencari informasi produk, dari seluruh total responden hanya 54,0 persen responden ibu saja yang menggunakan internet dalam kesehariannya. Frekuensi penggunaan internet relatif merata pada setiap wilayah.
Sedangkan media yang paling banyak diakses untuk medapatkan informasi adalah televisi. Penggunaan televisi pada kalangan ibu mencapai 99,5 persen dalam tiga bulan terakhir.
“Selain temuan-temuan di atas, penelitian yang dilakukan Sigma Research juga mengungkap tentang besar pasar (market size), market leader, dan brand share dari produk anak usia prasekolah yang ada di pasaran. Hasil lengkap studi ini memiliki MoE (margin of error) ± 4,00%," tutur dia.
Dia mengatakan, peluang segmen pasar ini semakin menggiurkan dengan besarnya peningkatan jumlah kelas menengah Indonesia yang dikenal gemar berbelanja.
Data Bank Dunia menunjukkan bahwa kelas menengah Indonesia terus tumbuh, dari nol persen penduduk pada tahun 1999 menjadi 6,5 persen pada 2011 atau setara dengan lebih dari 130 juta orang.
Pada tahun 2030, jumlah kelas menengah Indonesia diperkirakan akan melesat menjadi 141 juta orang.(Nrm/Ndw)