Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners’ Association/INSA) mengaku sangat berduka dengan terbakarnya kapal penumpang KM Zahro Express di perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (1/1) sekitar pukul 09.24 WIB.
"Kami menyampaikan turut bela sungkawa dan prihatin atas korban yang meninggal hilang dan luka luka pada musibah terbakarnya kapal penumpang KM Zahro Express," kata Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto dalam keterangan persnya, Minggu (1/1/2017).
Ia menambahkan dengan kecelakaan ini diharapkan makin meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian semua pihak dalam rangka mengutamakan keselamatan kapal laut sebab hal ini berkaitan dengan nyawa para penumpangnya.
Baca Juga
Carmelita juga meminta pemerintah mempunyai fungsi pengontrol agar kapal benar-benar aman sebelum diberikan izin berlayar.
"Kami juga berharap agar ada fungsi pengontrol dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Syahbandar atau Dinas Perhubungan agar kapal benar-benar aman sebelum diberikan izin berlayar," dia menjelaskan.
Data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyebutkan musibah terbakarnya kapal KM Zahro Express yang berangkat dari Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung tersebut.
Advertisement
Berdasarkan laporan yang diterima Dirjen Hubla, Surat Persetujuan Berlayar (SPB) KM Zahro Express dikeluarkan oleh KSOP Muara Angke dan dinyatakan laik laut untuk berlayar.
Kapal yang dibuat tahun 2013 berbahan Fiberglass tersebut dinyatakan laiklaut dengan sertifikat keselamatan yang dikeluarkan oleh KSOP Muara Angke yang masih berlaku sampai dengan Juni 2017.
Saat kejadian pun kondisi cuaca di wilayah perairan Kepulauan Seribu sedang normal. Lokasi kejadian tepatnya di 06 04' 776" S / 106 46' 243" E.
Dugaan sementara, insiden itu kemungkinan besar akibat konsleting listrik di ruang mesin. Diasumsikan mesin kapal tersebut meledak kemudian terbakar di kamar mesin yang di dalamnya terdapat tangki bahan bakar.
Kapal penumpang berbobot 106 GT dengan tanda selar 6960/Bc tersebut mengangkut sekitar 244 orang, termasuk 6 orang Anak Buah Kapal (ABK). Sedangkan kapasitas kapal mencapai 285 orang.
Dari jumlah tersebut, dilaporkan korban meninggal berjumlah 23 orang dengan rincian 20 orang terbakar yang saat ini sudah dibawa ke RS POLRI, 3 orang meninggal karena terjun ke laut, 2 orang dibawa ke RS. Atmajaya dan 1 orang ke RS Pluit.