Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Cirebon bekerja sama dengan Kedutaan Besar China untuk menggenjot sektor investasi di Cirebon. Kerja sama tersebut dituangkan dalam program bernama Sister City.
Walikota Cirebon Nasrudin Azis menyampaikan, campur tangan investor asing dalam mengawal perkembangan Kota Cirebon masih dibutuhkan. Salah satunya dalam pembenahan fasilitas infrastruktur.
"Kota ini masih menghadapi kendala signifikan dalam upayanya memenuhi target nilai investasi. Kota Cirebon butuh investasi sangat besar, terutama infrastruktur untuk mendukung aktivitas perekonomiannya. Apalagi, kelak Kota Cirebon bisa jadi sangat macet," papar Azis usai menerima Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng di Balai Kota Cirebon, Rabu (15/3/2017).
Advertisement
Pemkot Cirebon belakangan getol mempromosikan diri kepada investor-investor asing, tanpa mengabaikan investor domestik.Â
Dubes China Xie Feng sendiri mengaku investor akan tertarik dengan pengembangan ekonomi melalui sektor pariwisata Cirebon, khususnya wisata budaya dan sejarah. "Cirebon dan China memiliki kesamaan dan kedekatan sejarah," ujar dia.
Dalam pembicaraannya dengan Xie Feng, lanjut Azis, kedua pihak sepakat berencana merintis program Sister City. Meski belum ditetapkan kota mana di China yang akan menjadi kembaran Kota Cirebon, Azis meyakinkan, program Sister City merupakan jembatan untuk hubungan jangka panjang kedua pihak.
Sementara itu, Xie Feng sendiri, lanjutnya, akan mempromosikan Cirebon kepada investor-investor di China."Orientasi investasi Kota Cirebon kan sektor perdagangan dan jasa. Untuk mendukung ini, prioritas yang harus dibenahi berupa infrastruktur yang mumpuni," kata Azis.
Xie Feng juga dalam kesempatan di pertemuan itu turut mengundang Azis untuk datang ke China suatu hari nanti. Â "Kami akan siapkan investor-investor dari China untuk menanamkan modalnya di Cirebon," cetus dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Cirebon Icip Suryadi mengatakan, sejauh ini baru satu investor asing yang tercatat di Kota Cirebon dengan nilai investasi Rp 3 miliar. "Selain itu, masih ada satu investor asal China lainnya yang menyatakan berminat menanam modal di Kota Cirebon. Hanya, saat ini masih dikaji," sebut dia.
Khusus bagi para penanam modal asing (PMA), mereka harus memenuhi segala persyaratan administratif pada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pusat. PMA di antaranya wajib memiliki izin prinsip penanaman modal dari BKPM pusat. Selain itu, direksi atau pengurus usaha harus mengantongi kartu izin tinggal sementara di Indonesia.
Dia mengaku, tak menarget nilai investasi dari PMA dan hanya menetapkan target pada nilai investasi secara keseluruhan. Tahun ini, nilai investasi Kota Cirebon sendiri ditarget sekitar Rp 500 miliar, sama dengan target tahun 2016. "Pada 2016 realisasi investasi di Kota Cirebon mencapai Rp 1,357 triliun dari target sekitar Rp 500 miliar," sambung Icip.
Hingga kini, sektor perdagangan dan jasa masih mendominasi realisasi investasi di Kota Cirebon. Berdasar data BPMPPT Kota Cirebon, realisasi investasi sektor perdagangan dan jasa mencapai Rp 1,2 triliun, industri Rp 19,1 miliar, pariwisata Rp104 miliar, dan sektor pengadaan Rp 27,3 miliar.
(Panji Prayitno)