Bidik Pembiayaan Rp 4,8 T, Home Credit Indonesia Yakin Cetak Laba

Home Credit Indonesia akan kembangkan saluran distribusi menjadi 7.000 titik pada 2017.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Mar 2017, 14:39 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 14:39 WIB
Home Credit Indonesia
Home Credit Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pembiayaan Home Credit Indonesia menargetkan pembiayaan sebesar Rp 4,8 triliun pada 2017. Raihan tersebut meningkat drastis dari realisasi 2016 sebesar Rp 1,9 triliun.

CEO Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler akan menggenjot pengembangan jaringan tahun ini. Dia mengatakan akan mengembangkan saluran distribusi menjadi 7.000 titik tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 4.423 titik.

"Jadi sangat percaya diri bisa mencapai target ini karena menambah titik penjualannya. Tahun lalu average 3.000 toko baru partner sekarang 7.000 dengan me-maintenance produktivitas dan ekspansi beberapa kota. Jumlah partner meningkatkan jumlah penjualan bukan hal mustahil," jelas di Hotel Fairmont Jakarta, Senin 20/3/2017).

Menurut dia, sebaran distribusi akan dilakukan secara merata. Dia sendiri berharap, tahun ini akan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

"Jumlah partner tersebar di lokasi akan kita buka. Akan ada banyak toko kerjasama, di kota seperti Balikpapan Banjarmasin malah lebih banyak partner itu toko tradisional bukan modern yang seperti kita display," jelas dia.

Dia mengatakan, akan mempertahankan porsi pembiayaan seperti tahun lalu. Sekitar 70 persen untuk gadget, 25 persen elektronik, dan sisanya furnitur.

"Kalau target tahun ini, untuk smarphone 60 persen dari portofolio, namun kita optimis akan mencapai 70 persen. 25 persen itu dari elektronik dan sisanya furnitur," jelas dia.

Pihaknya juga akan menjaga rasio pembiayaan bermasalah non performing financing (NPF) di bawah 1 persen. Tahun lalu, angka NPF sebesar 0,5 persen.

Dengan kondisi demikian, dia yakin tahun ini Home Credit Indonesia akan mencetak laba. Meski tak menjelaskan secara detil, saat ini perusahaan masih rugi. "Kita mencapai break even point 2017, akhir tahun," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya