Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mengandalkan produksi minyak dari ladang minyak dan gas (migas) di luar negeri yang dikelolanya. Hal ini untuk mencapai target produksi migas sebesar 1,9 juta barel per hari (bph) pada 2025.
‎Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, langkah Pertamina mengelola blok migas di luar negeri bertujuan untuk memperkuat cadangan dan produksi nasional. Hasil produksi minyaknya akan dibawa pulang, untuk diolah pada kilang-kilang yang ada di Indonesia untuk memenuhi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri.
"Pertamina akan menggencarkan akusisi aset migas di dalam dan di luar negeri," kata Syamsu, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Syamsu menuturkan, Pertamina telah menggarap ladang migas yang berada di luar negeri antara lain Aljazair, Irak dan Malaysia. Dengan memiliki saham mayoritas perusahaan migas Prancis Maurel & Prom, Pertamina kini memiliki tambahan tiga blok yang sudah berproduksi di Nigeria, Tanzania, dan Gabon.
"Jadi sekarang kita bersyukur Pertamina ada di berapa negara," ucap Syamsu.
Syamsu mengatakan, pasokan produksi minyak dari ladang yang digarap Pertamina dari luar negeri tersebut, untuk mendorong pencapaian target produksi 1,9 juta pada 2025. Produksi minyak dari ladan luar negeri diperkirakan mampu menyumbang 33 persen target produksi tersebut.
"Target 1,9 juta bph pada 2025, guna mendukung pertumbuhan perekonomian nasional," ujar Syamsu.
Sejumlah langkah yang dilakukan Pertamina, tentu tidak lepas dari upaya BUMN ini ingin memberikan kontribusi yang nyata dalam mendukung perekonomian nasional. Pada 2050 Indonesia akan menjadi negara perekonomian terbesar keempat setelah China, Amerika Serikat, dan India, dengan gross domestic product (GDP) US$ 15,432 miliar.
"Berdasarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi itu, tentu Indonesia membutuhkan dukungan energi secara maksimal," tutur Syamsu.
Â
Â