Kemenperin Susun Strategi Hadapi Revolusi Industri Keempat

Revolusi industri keempat ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya alam melalui teknologi informasi.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Apr 2017, 11:16 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 11:16 WIB
Revolusi industri keempat ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya alam melalui teknologi informasi.
Revolusi industri keempat ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya alam melalui teknologi informasi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyusun strategi pengembangan industri dalam rangka menuju revolusi industri keempat atau industry 4.0. Revolusi industri ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya alam melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Plt Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, memasuki revolusi industri keempat ini, sejumlah negara maju seperti Jerman, Perancis dan China telah menetapkan strategi untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor industri.

"Transformasi tersebut mendoron terjadinya perubahan paradigma dan melahirkan model bisnis baru yang lebih efisien di dalam dunia industri," ujar dia di Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Untuk menghadapi transformasi industri ini, lanjut Haris, ketiga negara tersebut telah mencanangkan program strategi nasional di bidang industri. Seperti Jerman dengan Industrie 4.0, Prancis dengan Industries du Futur, dan China dengan China Manufacturing 2025.

Bahkan saat ini negara-negara berkembng seperti Meksiko, Brasil, dan Afrika Selatan tengah menyusun strategi dalam rangka memenangkan persaingan ekonomi secara global melalui sektor industri.

"Ini menjadi peringatan bagi kita bahwa negara-negara lain sedang bergerak dengan cepat dan menjadi pemicu bagi kita untuk segera merumuskan dan menetapkan strategi agar tidak tertinggal dalam persaingan di era Industry 4.0," kata dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, saat ini pertingkat daya saing Indonesia untuk periode 2016-2017 masih menempati urutan ke-41 dan ditargetkan dapat tembus di urutan ke-39 pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, salah satunya dapat dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Industry 4.0.

"Dengan menerapkan sistem tersebut diharapkan akan mendorong lahirnya inovasi dan perubahan terhadap model bisnis yang lebih efisien dan efektif sehingga akan mempercepat peningkatan daya saing sektor industri nasional secara signifikan," tandas dia. (Dny/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya