Liputan6.com, Jakarta Pendiri Lippo Group Mochtar Riady membeberkan latar belakang perusahaannya membuat kota baru Meikarta di Cikarang, Jawa Barat. Rencananya, proyek tersebut akan dijadikan kawasan hunian dengan fasilitas lengkap.
Mochtar mengatakan, 30 tahun lalu saat menyambangi nasabah di Samarinda, Kalimantan‎ Timur, dia melihat perkampungan transmigrasi yang sebagian penduduknya berasal dari Jawa.
Baca Juga
Perkampungan transmigran tersebut dinilainya tidak manusiawi, karena pemerintah saat itu hanya memberikan fasilitas perumahan saja, tidak disertai dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Advertisement
"Jalan juga begitu rusak dan setiap hari hujan, sehingga jalan begitu licin susah ke sana. Ini program pemerintah menyediakan perumahan dan pekerjaan, saya lihat program itu tidak berperikemanusaiaan, hanya pembuangan," kata Mochtar, dalam sambutannya di acara Halalbihalal Lippo Group, di Aula ‎Mochtar Riady Institute for Nanotechnology, Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten‎, Kamis (6/7/2017).
Mochtar melanjutkan, saat hunian bergeser ke wilayah pinggiran kota, kian jauh dari fasilitas pendidikan dan kesehatan. ‎Seharusnya sebagai pengembang properti, berpikir lebih matang dalam membangun kawasan hunian, yaitu tidak hanya membangun perumahan tetapi membangun kota.
"Kalau pembangun rumah, rumah dibangun selanjutnya tidak tahu, kalau pembangun kota di situ harus membangun pendidikan, pengobatan dan toko-toko, semua harus dilakukan dengan baik‎," ungkapnya.
Karena itu, dia ingin membangun kawasan hunian baru untuk masyarakat, yang dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, kesehatan dan pusat perbelanjaan. Hal ini menjadi cikal bakal pembangunan Meikarta. Rencananya‎ kawasan hunian baru tersebut akan dibangun di atas lahan 50 juta meter persegi dengan investasi sekitar Rp 200 triliun. Proyek ini juga akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara dan dinilai akan jadi pesaing Jakarta.
‎"Seperti 20 tahun lalu kita bangun Karawaci ini, pertama kita bangun di sini sekolah, Siloam Hospital dan supermal. Inilah sebagai developer harus memposisikan diri sebagai pembangun kota, bukan pembangun rumah, di situ harus menyediakan semua yang dibutuhkan rakyat, inilah konsep kita membangun Meikarta," tutup Mochtar.