Menko Luhut: Raih Investment Grade, Investor Asing Berebut ke RI

Investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya ke Indonesia pasca memperoleh peringkat layak investasi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jul 2017, 15:15 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 15:15 WIB
Investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya ke Indonesia pasca memperoleh peringkat layak investasi.
Investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya ke Indonesia pasca memperoleh peringkat layak investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya ke Indonesia pasca memperoleh peringkat layak investasi (investment grade) dari Standards & Poors (S&P). Ini adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi dari dalam dan luar negeri.

"Tidak ada satu pun indikator ekonomi kita yang tidak bagus. Investment grade artinya tingkat investasi di sini aman, dan suku bunga pinjaman jadi turun dari 11 persen ke 9 persen. Orang lihat seperti itu, makanya pada datang," kata Luhut di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/7/2017).

Menurut Luhut, pemerintah membutuhkan biaya sekitar US$ 450 miliar untuk membangun infrastruktur. Sementara APBN hanya sanggup memenuhi kebutuhan US$ 120 miliar, sedangkan sisanya dari kegiatan penanaman modal dalam maupun luar negeri.

"Kemarin investor China menenami saya ke Parapat, Sumatera Utara. Mereka kaget ternyata proses pengambilan keputusan di sini cepat. Sekarang mereka mau investasi US$ 25 miliar dengan skema B to B, bukan G to G. Mereka cari partner di Indonesia," ia menerangkan.

Contoh lain dari cerita sukses investasi di Indonesia, kata Luhut, produksi nikel ore sampai stainless steel di Morowali, Sulawesi sudah berjalan. Nilai investasi dari smelter tersebut hampir US$ 10 miliar dan akan menyerap 30 ribu tenaga kerja.

"Jepang juga ngotot datang. Kemarin pertemuan antara Presiden Trump dan Jokowi sangat bagus. Jadi biar saja mereka bersaing, asal positif. Misal Jepang tidak boleh lagi macam-macam dalam memasang struktur cost financing seperti dulu, karena sudah ada struktur yang lebih baik, seperti bunga pinjaman China hanya 2 persen, jadi fair," terangnya.

Luhut memastikan, pemerintah akan menjaga investasi tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menjaga teknologinya, penyerapan tenaga kerja. "Tenaga kerjanya jangan macam-macam, tapi sampai sekarang tidak ada kok yang macam-macam, saya lihat sendiri di lapangan," papar Luhut.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya