Bank BUMN Sepakat Gratiskan Biaya Isi Ulang Uang Elektronik

Bank Indonesia sudah menegaskan bahwa pihaknya akan mengeluarkan aturan pengenaan biaya top up untuk beda bank.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Sep 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 18:30 WIB
Uang elektronik yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri Tbk. (Ilyas/Liputan6.com)
Uang elektronik yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri Tbk. (Ilyas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Bank-bank BUMN sepakat untuk tidak mengenakan biaya top up atau isi ulang uang elektronik masing-masing. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kartika Wirjoatmodjo di Indonesia Business Development (IBD) Expo 2017.

Padahal, Bank Indonesia sudah menegaskan bahwa pihaknya akan mengeluarkan aturan pengenaan biaya top up untuk beda bank. Saat ini bank-bank BUMN terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN.

"Kita, misalnya kalau e-money-nya Bank Mandiri isi di ATM BNI itu akan kita bebaskan biaya, itu antara Himbara," kata Kartika di JCC, Rabu (20/9/2017).

Dirinya hanya akan menerapkan pengenaan biaya isi ulang uang elektronik hanya untuk yang dilakukan di pihak ketiga, misalnya mini market yang sudah bekerja sama dengan perbankan.

Upaya ini bisa dilakukan berkat efisiensi yang saat ini dilakukan bank-bank BUMN dalam hal operasional. Dicontohkan Tiko, saat ini ATM bank-bank BUMN sudah menjadi satu dan biaya transfer sudah Rp 0.

"Yang penting ke depannya memang NFC. Karena emang nanti kita lagi kembangkan, kalau nanti sudah banyak masyarakat yang menggunakan NFC itu nggak perlu lagi ke mesin cukup pakai HP saja," tambah dia. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya