Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diminta untuk meningkatkan keberpihakannya ke peternak kambing dan domba di Indonesia. Selama ini, pemerintah lebih terkonsentrasi dalam pemberdayaan peternak sapi.
Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Nor mengatakan, jika dibandingkan dengan daging sapi, kandungan protein daging kambing lebih bagus.
"Stigma daging kambing saat ini masih negatif, padahal hasil penelitian sumber protein daging kambing itu paling baik di antara daging merah lainnya, lalu setelah itu sapi dan domba relatif sama. Maka tidak salah kalau kita di muslim, Rasul mencontohkan konsumsi domba dan kambing," kata Yudi kepada Liputan6.com di Jambore Peternak Nasional 2017 di Cibubur, Jumat (22/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dengan ini, diharapkan pemerintah turut mengedukasi kepada masyarakat untuk bisa menjadikan daging kambing sebagai konsumsi sumber protein selain daging sapi, bukan malah daging kerbau.
Selain itu, bentuk keberpihakan lain yang diharapkan para peternak adalah dalam hal regulasi. Saat ini pemerintah masih mengalokasikan banyak anggaran untuk kebutuhann daging sapi, berbanding terbalik dengan kebutuhan untuk daging kambing.
Sedangkan keberpihakan lain adalah dalam hal kemudahan dalam mendapatkan permodalan. Saat ini peternak kambing di kluster pembiakan masih belum tersentuh akses permodalan dari pihak perbankan.
"Persoalan permodalan ini soal regulasi, karena selama ini pembiakan kambing dan domba ini dilakukan swadaya di rumah-rumah," ujar dia. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Peternak Hadiri Jambore Peternakan di Cibubur
Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menyelenggarakan Jambore Rapat Kerja Nasional (Rakornas) dan Silaturahmi Nasional (Silatnas) di Bumi Perkemahan Cibubur pada Jumat 22 September 2017. Ini menjadi rakornas dan silatnas ke-5 yang diadakan HPDKI.
Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia Yudi Guntara Nor mengatakan, dalam Jambore Peternakan kali ini, setidaknya dihadiri oleh para peternak di seluruh Indonesia dari Sumatera hingga Papua.
"Yang sudah daftar secara online itu ada 809 orang, kita juga buka pendaftaran on the spot, jadi bisa 1.000 peternak nanti yang hadir. Dan ini menjadi jambore terbesar yang pernah kita adakan," kata Yudi kepada Liputan6.com di Cibubur, Jumat 22 September 2017.
Dalam rakernas kali ini, HPDKI akan membahas mengenai berbagai peluang yang didapatkan peternak dalam mengembangkan bisnisnya serta peran apa yang bisa dilakukan HPDKI dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan ekonomi di pedesaan. Yudi menambahkan, bisnis beternak kambing dan domba ini menjadi salah satu bisnis yang mengedepankan prinsip ekonomi budaya.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, budaya aqiqah menjadi satu hal yang dilaksanakan umat muslim.
"Pak presiden mengatakan ini peberdayaan ekonomi masyarakat yang berbasis budaya. Budaya kena, ekonomi kena, pengentasan kemiskinan kena. Yang jelas, ekonomi di pedesaan yang meningkat, karena kebanyakan peternak di di daerah," papar dia.
Jambore ini berlangsung pada 22-24 Setember 2017. Para peternak di daerah ditawarkan untuk menginap dengan nuansa perkemahan di Cibubur untuk mengikuti acara hingga selesai.
Di sini, para peternak bisa mendapatkan ilmu mengenai beternak kambing dan domba, serta menjalin jaringan baik dengan peternak lain hingga langsung ke konsumen.
"Insyaallah besok Minggu Pak Presiden akan ikut silaturahmi dengan kita di sini. Ini bentuk keberpihakan pemerintah kepada para peternak, kita senang sekali," ujar dia.
Advertisement