Penjelasan BI Soal Harga Sama tapi Saldo E-Money Tak Seragam

Para penerbit kartu sepakat untuk memberikan diskon uang elektronik.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Okt 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 19:30 WIB
Bayar Tol Tak Bisa Pakai Uang Tunai Mulai Tahun Ini
Suasana arus lalu lintas di area gerbang tol Semanggi 2, Jakarta, Selasa (14/3). Pembayaran gerbang tol nontunai atau secara elektronik tersebut ditergatkan rampung pada akhir 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan uang elektronik untuk transaksi jalan tol menimbulkan berbagai pertanyaan. Salah satunya, terkait harga kartu baru dan saldo di dalamnya. Beberapa bank menerapkan harga jual yang sama untuk uang elektronik (e-money). Namun, isinya berbeda. Ada yang mendapat saldo banyak, ada yang sedikit.

Kepala Pusat Program Transformasi BI Onny Wijanarko mengatakan, hal tersebut merupakan kebijakan dari masing-masing bank penerbit uang elektronik. Dia mengatakan, ada bank yang telah menerapkan diskon untuk mendukung transaksi nontunai di jalan tol. Oleh karena itu, saldo yang diterima lebih banyak.

Namun, ada pula yang belum menerapkan diskon. Alhasil, saldo yang diterima relatif sedikit.

"Itu tergantung kebijakan bank. Ada yang kasih diskon 50 persen. Sehingga, kartu Rp 50 ribu isinya Rp 40 ribu. Yang satu tidak atau belum kasih diskon sehingga biaya kartu Rp 20 ribu diperhitungkan penuh. Sehingga isinya Rp 30 ribu," kata dia kepada Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (7/10/2017).

Namun, dia mengatakan, para penerbit kartu sepakat untuk memberikan diskon uang elektronik. "Hasil rapat di Kemenko kemarin seluruh bank penerbit diminta terus berikan diskon sampai akhir Oktober 2017," sambung dia.

Diskon yang diberikan tergantung bank penerbit. Onny menambahkan, setelah Oktober maka kebijakan diskon akan diserahkan ke masing-masing bank penerbit uang elektronik. "Angka diskonnya coba cek di bank penerbit saya lupa. Setelah Oktober tergantung penerbit," tukas dia.

Sebelumnya, pengamat kebijakan publik dan perlindungan konsumen, Agus Pambagio, mempertanyakan perbedaan saldo dana yang didapat saat membeli uang elektronik baru di pintu tol. Saat ini memang beberapa bank, terutama bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memang menjual uang elektronik di gerbang tol.

Ia melakukan pengujian dengan membeli uang elektronik dari dua bank BUMN, yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Dengan nilai pembelian sama, yaitu Rp 50 ribu, tetapi saldo dari uang elektronik tersebut berbeda.

"Bagaimana bisa dua bank, yang saya sudah uji lapangan, memberikan harga kartu yang berbeda. Bank Mandiri harga kartu Rp 50 ribu dana yang ada di kartu Rp 30 ribu, sedangkan BRI harga kartu Rp 50 ribu dan dana yang ada Rp 40 ribu," kata dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya