Tanpa Subsidi, Berapa Harga Tiket Kereta Bandara Soekarno-Hatta?

Kementerian Perhubungan masih menunggu proposal pengajuan harga dari Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto‎.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Okt 2017, 21:10 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 21:10 WIB
(Foto: Liputan6.com/ Pramita T)
Menhub Budi Karya kunjungi pengerjaan proyek kereta bandara

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan besaran tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sudah‎ dapat diputuskan dalam waktu dekat. Berdasarkan perkiraan, harga tiket Kereta Bandara Soetta sekitar Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu.

Budi mengatakan, tarif kereta Bandara Soekarno-Hatta tidak mendapat subsidi dari pemerintah karena itu pihaknya akan melakukan diskusi untuk menentukan besaran tarif dengan pihak PT Railink selaku operator transportasi masal tersebut.‎

"Ini tidak ada subsidi full. Mereka (Railink) dan kita akan diskusi lagi menentukan tarif yang akan dilakukan di sini," kata Budi, di atas kereta bandara, Sabtu (7/10/2017).

Budi pun menargetkan besaran tarif kereta Bandara Soekarno-Hatta dapat diputuskan pada bulan ini. Dia pun masih menunggu proposal pengajuan harga dari Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto‎.

Meski belum ada keputusan, Budi memperkirakan dalam kisaran Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu.

"Tarif dalam bulan ini akan kita finalkan. Pak Heru belum kasih proposal ke saya nanti jangan dikeluarkan dulu nanti biar surprise kisarannya Rp 75-100 ribu‎," paparnya.

‎Menurut Budi, jika Kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah beroperasi, akan menjadi solusi masyarakat yang ingin ke bandara dalam waktu lebih cepat dibandingkan menggunakan transportasi jalan raya.

"Sekarang ini kan kita ke bandara membutuhkan waktu 2 jam. Nah dengan sekarang kita perkirakan hanya sekitar 45 menit ke bandara (dari Stasiun Manggarai). Dari bandara sendiri nanti akan ada kereta bandara yang akan dituju antara terminal 1, 2 dan 3. Sehingga konektivitas dari Manggarai dari Bekasi itu bisa continuous, ya dari Bekasi sampai bandara itu dalam satu modal kereta api," tutup Budi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya