Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menginstruksikan, pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga diprioritaskan bagi daerah penghasil minyak dan gas bumi (migas).
Jonan mengatakan, masyarakat di wilayah yang terdapat sumur gas, seharusnya dapat menikmati gas yang berasal dari sumur tersebut. Karena itu, pembangunan jaringan gas (jargas) harus diprioritaskan pada wilayah tersebut, untuk memasok gas ke masyarakat.
“Jargas akan kita bangun untuk kota yang ada gasnya, harus dibangun jargasnya. Tidak fair (adil) kalau misalnya wilayah atau kotamadya memiliki sumur gas, tapi masyarakat tidak memiliki sumur gas,” jelas Jonan, di Jakarta, Selasa (1/11/2017).
Advertisement
Jonan mengungkapkan, Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil gas, dia meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memetapkan wilayah yang diprioritas untuk pembangunan jargas.
“Mungkin Kalimantan Utara, Tarakan hampir seluruh kota punya jaringan gas. Nanti, Kalimantan Timur tolong nominasikan Kutai Kartanegara atau mana,” tutur Jonan.
Khusus untuk Kalimantan Timur, Kementerian ESDM sudah merencanakan pembangunan jaringan gas Bumi untuk Rumah Tangga di 2 Lokasi, yaitu kota Samarinda 4.500 Sambungan Rumah (SR) dan Bontang 8.000 SR, dengan jangka waktu pelaksanaan hingga Desember 2017.
Tekait dengan pembangunan jargas rumah tangga tahun depan, rencana Kementerian ESDM menyambung 118 ribu jaringan gas rumah tangga harus pupus. Sebab anggaran untuk program tersebut dialihkan, sehingga pembangunannya dikurangi menjadi 78 ribu.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas bumi (Migas) Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, dalam rapat kerja dengan Komisi VII telah diputusan pengalihan anggaran program prioritas, di antaranya pembangunan jaringan gas.
"Kan gini, tadinya memang di awal saat sebelum raker kemarin itu tapi kan ada program-program prioritas juga bahwa kita harus menggencarkan EBTKE, sumur bor, segala macam," kata Ego.
Ego mengungkapkan, awalnya Kementerian ESDM mengusulkan pembangunan jaringan gas 118 ribu sambungan pada 2018 untuk 20 kota. Namun karena ada realokasi anggaran, pembangunannya dipangkas menjadi 78 ribu sambungan untuk 17 kota.
"Sehingga yang tadinya untuk 118 ribu kan dan 20 kota turun menjadi 17 kota sambungan kalau enggak salah 78 ribu," paparnya.
Ego mengungkapkan, anggaran pembangunan jaringan gas direlokasi untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), serta pengeboran sumur air bersih.
"Anggaran pemerintah kan terbatas. Bisa dibayangin nih ini satu yang positif nih anggaran ESDM itu cuma 6,4 triliun, 56 persen kembali kepada masyarakat berupa jaringan gas, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kembali kepada masyarakat," tutur Ego.