Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi yang terus memperlihatkan perkembangan yang pesat kini menjadi momok tersendiri yang mengancam lahan pekerjaan. Salah satu lapangan pekerjaan yang kena imbas akan hal ini adalah industri perbankan.
Automatisasi dan penggunaan teknologi yang signifikan diprediksi bisa menggantikan beberapa pekerjaan di dunia perbankan. Data yang didapat Liputan6.com, jumlah karyawan dan pegawai sejumlah bank pada September 2017 turun.
Sebagai contoh, mengutip laporan keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk, Sabtu (11/11/2017), jumlah karyawan perseroan pada 30 September 2017 tercatat 12.981 orang, lebih rendah jika dibanding periode 31 Desember 2016 yang mencapai 13.185 orang. Artinya, dalam sembilan bulan terjadi penurunan jumlah karyawan mencapai 204 orang.
Advertisement
Baca Juga
Hal yang sama juga terjadi dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada akhir 30 September 2017, jumlah karyawan perseroan mencapai 6.511 orang. Angka ini turun dari periode 30 September 2016 yang tercatat 6.874 orang. Dalam satu tahun, jumlah karyawan Bank OCBC NISP mencapai 363 orang.
PT Bank Danamon Tbk pun mengalami hal yang sama. Dalam laporan keuangan perseroan tercatat jumlah karyawan pada 30 September 2017 di angka 30.226 orang atau berkurang 2.436 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka 32.662 orang.
Penurunan jumlah pegawai ini sejalan dengan prediksi mantan Bos Citigroup, Vikram Pandit. Ia mengatakan teknologi yang makin berkembang akan menjadi ancaman tersendiri bagi para pekerja di dunia perbankan. Dalam lima tahun yang akan datang, ia memprediksi 30 persen pekerjaan di bank bisa menghilang.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, pria 60 tahun ini mengatakan ancaman terbesar teknologi datang dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan robot. Dua teknologi ini akan menggantikan sumber daya manusia yang bekerja di back office.
"Saya melihat dunia perbankan beralih dari lembaga keuangan besar ke perusahaan yang sedikit lebih terdesentralisasi," tuturnya seperti dilansir dari Bloomberg.
Riset
Prediksi Pandit ternyata sama dengan riset yang dikeluarkan Citigroup pada Maret lalu. Dalam laporan tersebut, diperkirakan 30 persen pekerjaan perbankan akan hilang selama satu dekade mendatang.
Perusahaan perbankan juga akan semakin banyak menggunakan kinerja robot untuk melakukan berbagai pekerjaan.
Laporan Citi juga menyebutkan, adanya kantor cabang dan biaya staf bank membuat sekira 65 persen dari total biaya ritel dasar bank yang lebih besar. Banyak dari pekerjaan ini berisiko terkena dampak automatisasi.
Pekerjaan teller secara khusus juga terancam. Hal ini terlihat dari jumlah teller di bank AS telah menurun 15 persen sejak mencapai puncaknya pada 2007.
Advertisement
Bank di Jepang sudah melakukan
Di Jepang, bank besar berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawannya untuk digantikan robot.
Bank terbesar di Jepang, Mizuho Financial Group sedang mempertimbangkan untuk memangkas sepertiga jumlah karyawannya dalam 10 tahun ke depan. Perusahaan ini berencana menggantikan peran para pekerja tersebut dengan robot, artificial intelligence dan teknologi lain.
Seperti diberitakan koran lokal Yomiuri yang dikutip dari AFP dan Straittimes, bank ini akan memberhentikan sekitar 19 ribu pekerja dan total 60 ribu orang pekerjanya di seluruh jaringan Mizuho di dunia. Langkah itu akan dilakukan pada Maret 2027.
Sementara koran lokal lain, Asahi, menyebutkan bahwa mereka juga akan menutup 30 cabang di Jepang dari total 800 cabang.
Juru bicara Mizuho di Tokyo menolak untuk berkomentar dan berdalih bahwa perusahaan sedang mengalami banyak masalah.
Bank ini mencetak untung yang terjepit setelah bank sentral, Bank of Japan, tahun lalu mengadopsi kebijakan suku bunga negatif dan menerapkan program pembelian aset besar-besaran.