Liputan6.com, New York - Harga emas naik untuk sesi kedelapan berturut-turut terpicu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) yang mendorong investor kembali membeli logam mulia. Sementara paladium tercatat melonjak dekati posisi dalam 17 tahun.
Melansir laman Reuters, Kamis (28/12/2017), harga emas telah meningkat lebih dari 3 persen selama dua minggu terakhir karena dolar.
Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi US$ 1,284.30 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik US$ 1,40 per ounce menjadi US$ 1.288,90.
Advertisement
Baca Juga
"Kekurangan likuiditas dan pelemahan dolar AS membawa lebih banyak minat ke logam mulia," kata Afshin Nabavi, Kepala Perdagangan MKS di Swiss.
Dia mengatakan, tampaknya ada sedikit minat fisik yang datang dari China saat mendekati momen Tahun Baru Imlek pada Februari. "Saya tidak akan terkejut jika pembelian ini berlanjut," dia menambahkan.
Adapun Dolar jatuh terhadap Euro. Pedagang mengatakan ada sedikit berita yang mendukung penguatan Euro, meskipun beberapa investor telah memposisikan penguatan baru terjadi di tahun depan.
Meskipun berada pada posisi statis di kuartal keempat, harga emas naik 10 persen tahun ini, berada pada jalur kenaikan tahunan terbesar sejak 2010. Melemahnya dolar, kekhawatiran geopolitik yang berpusat di Korea Utara, dan penurunan suku bunga AS memberi pengaruh.
"Secara teknis, emas bergerak turun 38,2 persen dari level tertinggi pada 2017 di US$ 1.357 dan kini berada di USdi $ 1.282," kata Amit Kumar Gupta, dari Accroit Financial Services.
Adapun logam mulia lainnya, paladium naik lebih dari 1 persen ke level tertinggi sejak Februari 2001 di posisi US$ 1.069,50 per ounce. Palladium telah menjadi pemain terbaik dari kelompok logam mulia pada 2017, dengan naik lebih dari 50 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: