Dino Patti Djalal: Tergantikan Robot, Banyak Manusia Kehilangan Pekerjaan

Selain kehadiran robot, tantangan lainnya yang saat ini sudah jelas terlihat adalah bentuk pembayaran digital.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Feb 2018, 20:25 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2018, 20:25 WIB
Pembukaan Conference On Indonesia Foreign Policy 2017
Dino Patti Djalal memberikan sambutan dalam conference on Indonesia Foreign Policy 2017 di Jakarta, Sabtu (21/10). CIFP 2017 akan menghadirkan 80 pembicara yang merupakan figur ternama dari dalam dan luar negeri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Digitalisasi perlahan sudah menguasai dunia perekonomian. Di masa depan, diprediksikan bahwa kegiatan ekonomi akan didominasi oleh tenaga mesin seperti robot. Apa yang pihak berwenang harus lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?

Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan, teknologi sedari dini memang sudah menguasai perekonomian di sekitar kita. Itu bisa dilihat dari sistem pembayaran pintu tol yang kini sudah tergantikan oleh keberadaan mesin.

"Mengutip McKinsey, pada 2050, ratusan juta orang di dunia akan kehilangan pekerjaan. Paling banyak di China, dengan lebih dari 200 juta orang di sana akan kehilangan pekerjaan," tuturnya dalam acara SUPERMENTOR–21: What the Future Looks Like, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Minggu (18/2/2018).

Dia turut menceritakan pengalamannya saat mengunjungi salah satu pelabuhan di China. Setelah berkeliling selama kurang lebih 30 menit di sana, ia tidak menemukan satupun manusia.

"Semuanya sudah dikerjakan oleh robotik," ujar dia.

 

Pembayaran Digital

Pendiri Conference of Indonesian Foreign Policy, Dino Patti Djalal mengucapkan selamat hari jadi ASEAN ke-50 tahun pada acara CIFP 2017 di The Kasablanka Jakarta
Pendiri Conference of Indonesian Foreign Policy, Dino Patti Djalal mengucapkan selamat hari jadi ASEAN ke-50 tahun pada acara CIFP 2017 di The Kasablanka Jakarta

Selain kehadiran robot, tantangan lainnya yang saat ini sudah jelas terlihat adalah bentuk pembayaran digital atau cashless transaction. Dino mengatakan, negara seperti Amerika Serikat (AS) saja saat ini 40 persen transaksinya sudah cashless.

Pemerintah seharusnya bijak dalam menghadapi tantangan digital itu. Ia menekankan, agar para pelaku usaha tidak terlalu bergantung pada teknologi dan memalingkan perhatiannya terhadap kebutuhan lapangan kerja orang di sekitarnya.

"Pemerintah harus mencari balance dari kegiatan ekonomi, dan pantau berbagai pelaku usaha untuk tidak hanya mencari keuntungan semata. Jangan biarkan banyak orang kehilangan pekerjaan karena terlalu bergantung pada sistem robotik," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya