Liputan6.com, Bandung - Jumat 18 April nanti menjadi puncak peringatan peristiwa bersejarah Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang tahun ini sudah berusia 70 tahun. Salah satu rangkaian peringatan momen tersebut digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan menggandeng Korber Stiftung dari Jerman via forum dialog dengan sejumlah pakar dunia.
Pada kesempatan tersebut, pendiri FPCI Dino Patti Djalal mengungkap relevansi Bandung Spirit (semangat Bandung) dan Dasasila Bandung hasil dari KAA dalam menghadapi tantangan global saat ini.
Advertisement
"Menurut saya bahkan lebih relevan lagi ya. Jadi, kalau kita bicara Bandung Spirit, deklarasi Bandung itu kita harus membaca dengan jelas 10 poinnya ya. Dan dari 10 poin itu, apakah itu mengenai kedaulatan harus dihormati, integritas teritorial, equality between nations, justice and cooperation, dan lain sebagainya. Itu menyemangati berbagai charter di berbagai kawasan. Seperti kalau kita melihat ASEAN Charter, ASEAN Declaration, itu basisnya di Bandung," ujar Dino dalam pembukaan dialog bertajuk 'Global History and Politics Dialogue 70 Years since Bandung Non-Alignment, Multi-Alignment, and the Role of Middle Powers' pada Selasa (15/4/2025) malam di Hotel Hilton Bandung.
Advertisement
"Kalau kita melihat African Charter juga, itu basisnya di Bandung Conference, dan lain sebagainya. Kalau kita lihat dari BRICS juga, basisnya juga banyak semangat Bandung. Jadi, ini suatu semangat yang menjadi virus positif ya ke seluruh dunia," sambung mantan Dubes RI untuk AS itu.
Dan menurut saya, kata Dino, lebih relevan lagi karena sekarang ini banyak prinsip-prinsip Bandung itu yang sudah tidak terlanggar dalam dunia internasional.
Dino menyebut bahwa dalam konteks yang dunia internasional sekarang inilah, "kita perlu ingat lagi mengenai 10 prinsip Bandung itu. Dan menerapkannya, memploporinya kembali, dan menghidupkannya kembali dalam dunia internasional, dalam sistem internasional."
"Karena konsisten dengan UN Charter juga, piagam PBB. Kan suatu hal yang seluruh negara di dunia ini menghormati piagam PBB. Bandung Declaration itu konsisten dengan piagam PBB, bahkan disebut 2-3 kali dalam deklarasi Bandung," tegas Dino.
Â
Anak Muda Pewaris dan Pelopor Bandung Spirit
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI era Presiden SBY itu kemudian mengungkap peran penting generasi muda Indonesia dalam menjaga trah Bandung Spirit.
"Anak muda Indonesia harus terus menjadi pewaris dan pelopor dari Bandung Spirit ini. Karena ini kan miliki Indonesia, ini inisiatif besar Indonesia yang pertama itu adalah Bandung. Baru kedua non-blok, dan kemudian Asia, tapi yang paling pertama Bandung," ucap Dino saat Liputan6.com tanya mengenai pesannya bagi generasi muda Indonesia berkaca pada Bandung Spirit.
Dino juga mengatakan bahwa "Bandung (Bandung Spirit dan Dasasila Bandung), negara barat pun mengakui semangat itu yang merubah dunia internasional."
"Karena tadinya negara-negara Asia di Afrika ini gak merasa memiliki dunia, mereka hanya merasa menjadi objek. Dan kocar-kacir, tidak saling kenal, tidak ada program, tidak ada identitas. Tapi sejak Bandung jadi bersatu, jadi ada semangat untuk mengubah dunia bersama, ada idealisme. Dan ini yang sampai sekarang semangatnya masih ada. Dan harus terus diwariskan dan diapresiasi oleh anak muda," papar Dino.
Dino mengungkap bahwa banyak negara memuji Bandung Spirit (Semangat Bandung).
"(Jangan sampai) Orang lain nanti lebih menghargai Bandung daripada kita sendiri gitu ya. Tadi (perwakilan) dari Mesir dan Jerman bilang terinspirasi oleh Semangat Bandung. Jadi Indonesia harus selalu merasa bangga dan merasa memiliki semangat Bandung," pungkas Dino.
Advertisement
