Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk memastikan moratorium pembangunan jalan tol elevated yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tak akan mengganggu target penyelesaian konstruksi jalan tol yang tengah dikerjakan perseroan.
Direktur Operasi II Waskita N Wirya Adyana mengatakan, saat ini pengerjaan proyek tol elevated Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) memang dihentikan karena menunggu proses investigasi. Namun, pengerjaannya akan dikebut kembali pasca-investigasi selesai.
"Ini tidak akan mengganggu target penyelesaian proyek Becakayu, 2018 ini kami akan selesaikan. Kalau investigasi sudah selesai, kita bisa langsung kerja lagi," kata Wirya di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Adanya moratorium ini ditanggapi Waskita sebagai bentuk evaluasi pekerjaan yang saat ini tengah dilakukan. Dengan demikian, ke depan akan meningkatkan kualitas kinerja PT Waskita Karya Tbk itu sendiri.
Tak hanya itu, Wirya juga memastikan akan menanggung semua pengobatan dan pemulihan tujuh pekerja yang menjadi korban kecelakaan kerja di proyek jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
"Kita semua pekerja kan ada asuransinya, kita tanggung semuanya dari mulai pengobatan hingga pemulihannya nanti," tambah dia.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kepala Divisi 3 Waskita Karya Dono Parwoto mengucapkan permohonan maafnya atas kecelakaan kerja yang terjadi pada dini hari tadi.
Untuk menindaklanjuti hal itu, pihaknya masih menghentikan pekerjaan proyek Tol Becakayu tersebut untuk menunggu hasil investigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Di lokasi kejadian kami bersama petugas sedang melakukan investigasi lebih lanjut. Saya sebagai kontraktor menunggu instruksi pemilik proyek dan perintah PUPR," ujar dia. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Menteri Rini Cs Rapatkan Barisan
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan pemerintah akan menggelar rapat terkait maraknya kecelakaan kerja saat pembangunan konstruksi proyek infrastruktur. Hal ini menyusul ambruknya tiang girder Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Tol Becakayu.
Rini mengungkapkan, rapat ini akan melibatkan Kementerian BUMN bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta kementerian/lembaga (K/L) terkait.
"Itu nanti, ini nanti lagi dirapatkan bersama, saya belum dapat laporannya," ujar dia saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018.
Menurut Rini, setiap pembangunan infrastruktur memiliki tahapan teknis masing-masing. Oleh sebab itu, setiap kecelakaan dalam pembangunan infrastruktur harus ditelusuri dulu penyebabnya, termasuk ambruknya tiang penyangga Tol Becakayu.
"‎Saya harus bicarakan bersama apa saja case-nya. Semuakan ada teknisnya. (Arahan?) sudah, tapi kalau teknisnya harus bersama-sama dengan Kementerian PUPR, sama (Kementerian) Perhubungan," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiang girder Tol Becakayu di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, ambruk dini hari tadi. Tujuh pekerja menjadi korban dan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati dan RS UKI Cawang akibat insiden itu.
Advertisement