Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengejar target swasembada daging sapi. Salah satunya dengan mengembangkan jenis sapi baru yaitu Belgian Blue melalui mekanisme transfer embrio (TE) dan inseminasi buatan (IB).
‎Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiyono mengatakan, selama ini bobot sapi lokal yang dibudidayakan peternak dalam negeri rata-rata hanya sekitar 250 kg.
‎"Belgian Blue yang merupakan sapi tipe besar, sehingga terpenuhi protein hewani. Kalau sapi-sapi kita kan beratnya hanya 250 kg. Dikasih makan apa saja beratnya tidak akan lebih dari 300 kg-400 kg," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Advertisement
Sedangkan Belgian Blue merupakan jenis sapi dengan bobot yang besar atau bos taurus. Bobot sapi ini bisa mencapai 1 ton, yang artinya empat kali lipat dibandingkan bobot sapi lokal.
"Programnya jadi kita transfer embrio Belgian Blue dan IB. Dengan harapan kita akan dapat sapi Belgian Blue yang pertambahan bobot badan dan tingkat besarnya itu sampai 1 ton," kata dia.
Tonton Video Pilihan Ini:
Mekanisme Baru
Selain itu, lanjut dia, sebenarnya mekanisme TE dan IB bukan merupakan hal yang baru. Sebelumnya, Kementan dan peternak lokal juga telah melakukan mekanisme yang sama dalam mengembangkan sapi Limosin, Simental dan Brahman. Namun bobot sapi-sapi tersebut rata-rata hanya sebesar 500 kg.
"Makanya persilangan itu sudah bertahun-tahun di Indonesia dengan Limosin, Simental, Brahman sehingga beratnya bisa 500 kg. Nah ini (Belgian Blue) bisa di atas 700 kg-800 kg," jelas dia.
Jika mekanisme TE dan IB Belgian Blue ini berhasil dikembangkan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang yang berada di bawah Kementan, maka hal tersebut akan ditularkan kepada para peternak lokal.
"Kalau berhasil baru kita gandeng peternak. Kan peternak maunya sapinya gede, harga jualnya tinggi. Kita impor sperma dan embrio dari Belgia, untuk memperkaya sapi kita, variasi genetik, karena kita butuh cepat," tandas dia.
Advertisement