Marak Skimming, Kartu ATM Bank Mandiri Pakai Chip Baru 25 Persen

Bank Mandiri mempercepat proses migrasi kartu debit nasabah dari magnetik ke chip demi mencegah praktik skimming.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 09:30 WIB
Laba Bank Mandiri Rp15,1 Triliun Pada Akhir Triwulan III-2017
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (tengah) menyampaikan kinerja perseroan di Jakarta, Selasa (24/10). Perseroan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25,4% menjadi Rp15,1 triliun pada akhir triwulan III-2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, menjadi salah satu bank yang nasabahnya menjadi korban kejahatan duplikasi kartu atau skimming. Bahkan, nilai kerugian yang diterima mencapai angka ratusan juta rupiah. Tidak ingin terulang, Bank Mandiri cepat melakukan aksi pencegahan agar korban kejahatan tidak bertambah.

"Ya kita kan sebenarnya sudah melakukan banyak inisiatif ya, kayak patroli untuk memastikan bahwa tidak ada alat yang dipasang (skimmer) di ATM," kata Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatdmojo di Jakarta, seperti ditulis Jumat (23/3/2018). 

Meski demikian, diakui Kartika, kasus skimming yang terjadi pada saat ini tidak begitu besar. Artinya, ada penurunan bila dibandingkan dua atau tiga tahun lalu. Hanya saja, kata dia, untuk menghilangkan kejahatan tersebut perlu dilakukan ekstra pengawasan yang tinggi.

"Tapi sebenarnya kalo kita lihat total skimming ATM sekarang itu dibandingkan dua sampai tiga tahun lalu sudah menurun. Cuma memang untuk dihilangkan habis, itu patrolinya memang harus sangat, sangat intensif," ujarnya.

Dia juga menyebut, sebagai antisipasi, Bank Mandiri juga telah fokus mempercepat untuk mengganti kartu debit nasabah dengan kartu berteknologi chip elektronik.

"Tapi yang kedua yang memang paling fundamental ke depan percepatan untuk implementasi chip. Karena chip ini kan tentunya dua tiga tahun harusnya magnetiknya hilang, lalu risikonya reda," imbuhnya.

Diketahui, Bank Indonesia mewajibkan untuk semua bank mengimplementasikan teknologi chip standar nasional untuk debit atau ATM pada 31 Desember 2021. Aturan tersebut nantinya akan dilakukan secara bertahap.

Sementara, Kartika bilang, proses migrasi dari magnetik ke chip yang dilakukan sudah mulai berjalan di Bank Mandiri. Bahkan sampai saat ini baru 25 persen nasabah yang sudah beralih. Dalam hal ini nantinya nasabah tidak lagi perlu memikirkan soal biaya. Secara keseluruhan, Bank Mandiri akan bertanggung jawab.

"Oh itu enggak, biaya kita yang tanggung itu kan memang rekomendasi dari BI bahwa kita akan mengubah ke sana (kartu debit pakai chip). Jadi itu bagian dari cost kita lah. Bank Mandiri sudah, sudah mulai, kita sudah 25 persen tadinya kan targetnya 2021," tandasnya.

 

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : Merdeka.com

Kejahatan Skimming Bisa Teratasi Bila 100 Persen Nasabah Pakai Kartu Chip

Banner grafis skimming ATM
Banner grafis skimming ATM (Liputan6.com/Abdillah)

Kasus duplikasi kartu (skimming) anjungan tunai mandiri (ATM) nasabah bank bisa teratasi sepenuhnya bila seluruh perbankan telah memakai kartu chip (chip card) sebagai pengganti kartu kredit.

"Skimming fraud baru bisa dieliminasi 100 persen kalau semua bank di Indonesia sudah mengganti debit dan kredit card-nya dengan chip card, dan juga semua ATM dan EDC machine-nya sudah di-rework pada program untuk accept chip card," kata Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk, Ahmad Siddik Badruddin, di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Berdasarkan regulasi dan kesepakatan dengan Bank Indonesia (BI), pada akhir 2021 nanti semua bank di Indonesia harus sudah siap dengan kartu chip. ATM dan mesin EDC juga diwajibkan siap menerima holy chip card.

Dia menjelaskan, tindak skimming masih akan terus dapat terjadi dari waktu ke waktu di hampir semua bank yang memiliki ATM sebelum kebijakan itu berlaku.

Selain itu, dia mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan langkah mitigasi lainnya, yakni dengan menganalisa pola transaksi nasabah.

Hal itu dilakukan agar Mandiri bisa segera mengambil tindakan lebih lanjut bila sang nasabah menjadi korban tindak skimming.

"Tapi dalam mengeliminasi skimming fraud, itu tidak bisa 100 persen sampai semua debit dan kartu kredit beralih menjadi chip card," tegas dia.

 

Selanjutnya

Mesin Kartu ATM
Ilustrasi Foto Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) (iStockphoto)

Sementara itu, terkait tindak skimming beberapa hari lalu, Sekretaris Korporasi PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas mengatakan, total ada 140 nasabah Bank Mandiri yang menjadi korban dengan besaran nominal yang hilang Rp 260 juta.

"Seluruh nasabah yang jadi korban skimming telah diganti uangnya pada Senin malam, dan sudah semua selesai," ucapnya.

Rohan juga menyampaikan tips kepada para nasabah Bank Mandiri, untuk sering mengganti pin kartu ATM. Selain itu, ia menjelaskan bahwa perseroannya juga telah memiliki feature tersendiri dalam meminimalisir kerugian ke depan.

"Kita di Mandiri memiliki feature untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar, yaitu melalui notifikasi SMS kalau ada penarikan. Feature itu free," tukas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya