Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) memeriksa sejumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Mandiri di kawasan Kota Surabaya, Jawa Timur. Hal tersebut dilakukan setelah puluhan nasabah Bank Mandiri melaporkan raibnya uang mereka secara misterius.
Hasilnya, petugas menemukan satu unit alat skimmer di ATM Bank Mandiri Komplek Perkantoran Graha Pena Surabaya. Alat itu sengaja dipasang pelaku di tempat masuk kartu ATM untuk merekam data nasabah. Polisi kemudian membawa alat tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kita sudah mendapatkan salah satu alat skimmer dan itu akan kita sampaikan nanti kepada media. Yaitu, alat ini diselipkan di lubang ATM itu," tutur Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera, Rabu, 21 Maret 2018.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, untuk mengantisipasi maraknya kejahatan skimming yang dilakukan warga negara asing, polisi akan bekerja sama dengan pihak imigrasi untuk mengawasi mereka.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bank Indonesia Jawa Timur Difi Johansyah meminta nasabah melapor bila merasa menjadi korban kejahatan skimming agar mendapatkan penggantian uang.
"Tunjukkan saldo berkurang. Kalau tidak ada transaksi yang dilakukan oleh nasabah tersebut bank akan memverifikasi dan akan menggantinya," ujarnya.
Â
Â
Jebak Puluhan Nasabah
Sebelumnya, puluhan nasabah Bank Mandiri Surabaya menggeruduk kantor cabang di gedung Graha Pena Surabaya, Senin, 19 Maret 2018. Nanang Purwono, salah satu korban raibnya saldo tabungan itu, menceritakan peristiwa berawal saat menerima laporan telepon dari call center pada Sabtu, 17 Maret 2018.
Bank Mandiri mengonfirmasi apakah benar Nanang bertransaksi sebesar Rp 100 ribu dan mentransfer uang 200 ringgit. "Awalnya, saya menerima telepon dengan kata-kata seperti itu," kata Nanang saat dikonfirmasi, Selasa, 20 Maret 2018.
Saat itulah, pria yang kesehariannya bekerja di televisi swasta di Jatim itu kaget. Ia tidak merasa tidak mengirim uang kepada siapa pun, apalagi dalam nilai uang ringgit.
"Setelah saya mengatakan tidak pernah mentransfer dengan mata uang ringgit, penelepon kemudian menyampaikan kalau rekening saya dibobol dan mengabarkan akan diblokir," jelasnya.
Ia menyatakan bank juga mengarahkan agar mengurus membuka blokir rekening pada Senin, 19 Maret 2018, di kantor terdekat. "Makanya saya urus hari ini," kata Nanang.
Selain Nanang, ternyata sudah terdapat dua puluhan nasabah lainnya mengantre di bank tersebut yang mengalami masalah serupa. Kebanyakan korban mengaku berkantor di sekitar Gedung Graha Pena Surabaya, termasuk beberapa teman kantor Nanang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement