Ketua DPR Soroti Realisasi Program Tol Laut

Program unggulan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka mengatasi konektivitas itu dinilai masih kurang optimal.

oleh Nurmayanti diperbarui 16 Apr 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 20:00 WIB
20161025-Tol-Laut-IA7
Tol Laut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo menyoroti program program tol laut yang belum berjalan sesuai harapan. Program unggulan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka mengatasi konektivitas itu dinilai masih kurang optimal.

Merujuk data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), realisasi muatan tol laut 2017 mencapai 212.865 ton atau 41,2 persen dari target 517.200 ton. Sedangkan realisasi muatan baliknya hanya 20.274 ton. “Ini kan hanya sekitar 3,9 persen dari target 517.200 ton,” ujar dia di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Karena itu Bamsoet yang merupakan panggilan akrab Bambang, mendorong Kemenhub segera membuat regulasi teknis yang berkaitan dengan implementasi program tol laut. Tujuannya demi menghindari tumpang tindih perizinan sekaligus mempermudah arus masuk dan keluar barang di pelabuhan.

Selain itu, Bamsoet juga meminta Kemenhub mengoptimalkan daya angkut kapal, khususnya muatan balik dari Indonesia bagian timur. Caranya bisa dengan menyalurkan kapal-kapal perintis yang mampu menjadi penghubung ke kapal besar. “Ini demi menciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok,” lanjut dia.

Legislator Golkar itu juga mengharapkan Kemenhub mendesak PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) agar bersinergi dengan kapal perintis milik daerah dalam menyukseskan program tol laut.

“Tujuannya memangkas biaya tinggi dan juga mempermudah pengiriman barang lewat laut,” dia menambahkan.

Lebih lanjut Bamsoet mengatakan, hal lain yang perlu dilakukan pemerintah untuk menyukseskan program tol laut adalah memperbaiki infrastruktur pendukung dan moda transportasi darat, terutama di wilayah daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Hal yang harus dikebut adalah persiapan gudang penyimpanan, truk-truk pengangkut, supermarket, serta sumber daya manusia (SDM) bongkar muat.

Dia meyakini ketersediaan infrastruktur akan lebih menjamin kelancaran distribusi komoditas. “Sehingga berdampak pada berkurangnya disparitas di masyarakat,” tegasnya.

Tonton Video Ini:

15 Trayek Tol Laut Beroperasi Penuh Mulai April

Upaya meningkatkan pelayanan trayek tol laut, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan mengoperasikan 15 trayek kapal tol laut pada tahun ini.

Dari 15 trayek tol laut tersebut, 7 trayek dioperasikan oleh operator swasta melalui proses lelang murni. Kemudian 8 trayek dioperasikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui penugasan.

Dari 7 trayek yang dilaksanakan melalui proses lelang murni, saat ini telah ditetapkan 4 perusahaan pemenang lelang dan telah beroperasi. Perusahaan dimaksud, yakni PT Mentari Sejati Perkasa yang melayani trayek T-7, PT Temas Line yang melayani 2  yaitu trayek T-9 dan trayek T-11 serta PT Meratus Line yang melayani trayek T-12.

Sedangkan 3 trayek lainnya yang dilelang kepada swasta yaitu trayek T-5, T-8, dan T-10 yang saat ini masih dalam proses lelang dan ditargetkan segera mendapatkan pemenang pada April ini.  Dengan demikian 15 trayek kapal tol laut tahun 2018 bisa beroperasi penuh.

"Saat ini proses lelang untuk 3 tiga trayek yaitu Trayek T-5, T-8 dan T-10 sedang berjalan dan harapannya pada bulan April ini akan selesai dan telah ditetapkan pemenangnya sehingga bisa langsung operasi” tagas Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Dwi Budi Sutrisno di Jakarta (4/4/2018).

Menurut Dwi Budi, dari 15 trayek kapal tol laut yang beroperasi tahun ini, sebanyak 6 trayek telah ditugaskan kepada PT Pelni (Persero). Keenamnya yaitu trayek T-2, T-4, T-6, T-13, T-14, dan T-15 serta dua trayek lain yang ditugaskan kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yaitu trayek T-1 dan T-3.

“Dari 15 trayek tol laut yang dioperasikan tahun 2018, sebanyak 13 trayek yang sudah melakukan perjalanan dari Pelabuhan Pangkal (Home Base) di Tanjung Perak tujuan kawasan Timur Indonesia. Sedang dua trayek lainnya ditugaskan untuk melayani kawasan Indonesia barat masing masing untuk trayek T-1 dengan Pelabuhan Pangkal di Pelabuhan Teluk Bayur dan T-2 dengan Pelabuhan Pangkal di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Dwi Budi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya