Ekspor Alas Kaki RI Tembus 4,5 Miliar Euro di 2017

Ekspor alas kaki Indonesia terus meningkat sejak 2013.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 19:29 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 19:29 WIB
Ilustrasi pengusaha alas kaki. (Liputan6.com Dhita)
Ilustrasi pengusaha alas kaki. (Liputan6.com Dhita)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan kinerja ekspor alas kaki Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ekspor alas kaki nasional mencapai 4,526 miliar Euro pada 2017. Angka ini naik dari nilai ekspor sebelumnya sebesar 4,192 miliar Euro.

Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko mengatakan peningkatan ekspor alas kaki Indonesia terus meningkat sejak 2013. Adapun pada 2013, ekspor alas kaki Indonesia bernilai 2,906 miliar Euro, naik di 2014 menjadi 3,091 miliar Euro, dan pada 2015 naik menjadi 4,060 miliar Euro.

"Ini membawa Indonesia untuk di Asia Pasifik menjadi eksportir alas kaki nomor 3 setelah China dan Vietnam," ungkapnya dalam Konferensi Pers, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Meskipun demikian, Wakil Ketua Bidang Sport Shoes dan Hubungan Luar Negeri Aprisindo, Budiarto Tjandra mengatakan industri alas kaki dalam negeri perlu terus meningkatkan produktivitas mengingat nilai ekspor Indonesia yang masih kalah jauh.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

Hadapi Persaingan

ilustrasi alas kaki.
ilustrasi alas kaki. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Berdasarkan data Aprisindo, nilai ekspor alas kaki China pada 2017 mencapai  44, 886 miliar Euro. Sedangkan nilai ekspor alas kaki Vietnam menembus angka 15,347 miliar Euro.

"Bagaimana kita tingkatkan (industri alas kaki Indonesia). Kita lihat kompetitor kita, sekarang, Vietnam sudah belasan miliar euro. Kita naik, tapi naik sedikit-sedikit," jelasnya.

Tjandra pun mengatakan bahwa potensi industri alas kaki di Indonesia masih sangat besar. Apalagi didukung dengan minat investor untuk menanamkan modal di sektor ini cukup tinggi.

"Industri sepatu ini dalam 2 terakhir investasi baru masuk di Jawa Tengah, sebagian di Jawa Timur. Ada 13 perusahaan besar. Itu (investasi) yang baru atau dia ekspansi atau buka pabrik lagi," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya