Bebas Pajak, KEK Tanjung Lesung Bisa Bangkitkan Ekonomi Kawasan

Jarak dari Jakarta menuju Tanjung Lesung dapat terpangkas hanya sekitar dua jam perjalanan jika pembangunan tol menuju lokasi dapat selesai pada 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Mei 2018, 20:25 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 20:25 WIB
Kawasan Wisata Tanjung Lesung
Lokasi penyelenggaraan Rhino Cross Triathlon.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Prada Tata Internasional (PTI) Architects Doddy Tjahjadi menilai, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Alasannya, KEK tersebut memiliki fasilitas yang menguntungkan yaitu bebas pajak alias free.

Dia mengatakan, pemberlakuan bebas pajak di KEK Tanjung Lesung bisa meningkatkan fungsi kawasan sebagai pusat ekonomi baru. Menurutnya, hal serupa telah sukses diterapkan di Pulau Hainan, China, yang mampu menarik banyak wisatawan lokal dan internasional untuk berkunjung ke sana.

"Di sana (Tanjung Lesung) bisa meledak jadi destinasi baru karena ada free tax. Sebagai contoh Pulau Hainan, yang dijadikan Kawasan Ekonomi Pariwisata Khusus dengan adanya free tax. Sebelumnya warga China biasa kalau mau belanja itu ke Hong Kong atau Jepang. Sekarang beralih ke Hainan karena bisa lebih murah di sana," paparnya, di Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Doddy pun menceritakan, pada awalnya pembangunan KEK di ujung barat Pulau Jawa itu memang terkesan sulit menarik perhatian warga Jakarta lantaran lokasi dan akses menuju tempat yang terbilang sulit maupun jauh.

Namun begitu, ia menambahkan, Tanjung Lesung nantinya akan memiliki tiga hotel baru berkualitas bagus yang bisa turut mengembangkan kawasan.

Selain itu, lanjutnya, jarak dari Jakarta menuju Tanjung Lesung pun dapat terpangkas hanya sekitar dua jam perjalanan jika pembangunan tol menuju lokasi dapat selesai pada 2019 mendatang.

"Dengan adanya infrastruktur jalan tol yang selesai akhir 2019, kalau mau ke sana itu bisa jadi cuman dua jam. Itu bakal mematahkan asumsi kendala soal jarak ke sana," tukas dia.

KEK Jadi Cara Pemerintah Kurangi Pembangunan Jawa Sentris

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Pemerintah gencar membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Tujuan pembangunan KEK ini untuk mempercepat perkembangan daerah serta sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain di sektor industri, pariwisata dan perdagangan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, keberadaan KEK saat ini diprioritaskan untuk ditempatkan di luar Jawa, khususnya KEK untuk sektor industri seperti KEK Arun di Lhokseumawe, Aceh.

"Dengan demikian, tujuan dibentuknya KEK adalah untuk mempercepat perkembangan industri di luar Jawa. Di jawa kawasan industri boleh, tapi kawasan industri insentifnya kalah dibanding KEK," tuturnya belum lama ini. 

"Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus merupakan upaya khusus suatu terobosan bagi daerah, untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang tidak Jawa sentris," tambah dia.

Menurut catatan, di Jawa hanya ada satu KEK di sektor pariwisata, yakni KEK di Tanjung Lesung, Banten. Sementara itu, di Sumatera sudah dikembangkan beberapa KEK, seperti KEK Sei Mangkei yang mengelola hilirisasi kelapa sawit serta karet, KEK Tanjung Kelayan di Belitung sebagai sektor pariwisata, dan juga KEK Arun di sektor industri.

"Yang perlu dicermati betul, ada banyak KEK milik Singapura dan Malaysia di tepian Selat Malaka. Itu saingan kita. Kita harus lebih menarik dari mereka agar investor cepat datang," tegas Darmin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya