Usai Gempa Lombok, Kantor BI NTB dan Bali Tetap Beroperasi

Kantor BI Provinsi NTB dan Bali tetap beroperasi usai bencana gempa Lombok 7 SR.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 06 Agu 2018, 11:15 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 11:15 WIB
Bank Indonesia
Bank Indonesia AFP PHOTO / ROMEO GACAD

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Bali tetap beroperasi pasca bencana gempa 7 skala richter (SR) yang terjadi pada Minggu (5/8/2018) sampai dengan Senin (6/8/2018) di wilayah tersebut.

"Pada pagi ini, kegiatan layanan Kantor BI Provinsi Bali beroperasi normal untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (non tunai) dan pengelolaan uang Rupiah (tunai). Sementara Kantor BI Provinsi NTB beroperasi untuk kegiatan transaksi sistem pembayaran (non tunai), sedangkan kegiatan perkasan dilakukan sesuai kebutuhan perbankan," demikian keterangan tertulis BI, Senin (6/8/2018).

BI juga menjelaskan bahwa BI akan terus memantau perkembangan yang terjadi dan melakukan pengkinian (update) informasi dalam hal kegiatan perkasan dapat beroperasi kembali secara normal. BI juga akan memastikan bahwa uang Rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait, BI akan senantiasa memantau perkembangan kondisi pasca gempa dan memastikan pelayanan transaksi di masyarakat dapat tetap berjalan dengan lancar dan aman.

"Segenap Anggota Dewan Gubernur dan keluarga besar Bank Indonesia menyampaikan keprihatinan dan duka cita yang mendalam atas terjadinya musibah tersebut," tutup BI.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Pastikan Korban Gempa Lombok Ditangani dengan Cepat

Gempa Lombok
Rumah hancur setelah diguncang gempa 7 SR di Lombok. (Istimewa)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka mendalam atas terjadinya gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jokowi juga memastikan penanganan korban akibat gempa Lombok berjalan dengan cepat.‎

"Kemarin terjadi gempa lagi di Lombok, utamanya di Lombok Utara jam 18.46 menit. Tidak hanya di Lombok saja, tapi di juga barat terasa di Bali, di Jawa bagian timur juga merasakan juga gempa. Saya atas nama pribadi dan masyarakat Indonesia ucapkan duka yang mendalam saudara kita di NTB yang meninggal dalam gempa sore kemarin," ujar dia di Pedepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

Jokowi menyatakan, dia telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto untuk berkoordinasi dengan seluruh jajaran guna menangani korban gempa Lombok.

"Tadi malam saya perintahkan pada Menko Polhukam untuk mengoordinasi seluruh jajaran terkait, baik BNPB, Polri, TNI, Kemsos, dan lainnya agar penanganan masa gempa bisa dilakukan secepatnya baik korban evaluasi ditangani, termasuk logistik," kata dia.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar para turis yang tengah berlibur ke wilayah tersebut, termasuk Bali, mendapatkan pelayanan yang maksimal, khususnya untuk masalah penerbangan.

"Di dalamnya juga masa turis, saya pesan ke Menko dilakukan sebaik-baiknya, terutama dalam rangka jadwal penerbangan semalam banyak tertunda. Masalah logistik tadi pagi, tadi malam juga meluncur ke NTB, termasuk dokter-dokter meluncur semuanya," ungkap dia.


Bangunan Rusak

Gempa Lombok
Gempa 7 SR di Lombok meluluhlantakkan rumah penduduk. (Istimewa)

Untuk bangunan yang rusak akibat gempa, Jokowi belum bisa memastikan apakah akan mendapatkan ganti rugi dari pemerintah atau tidak. Namun menurut dia, yang saat ini penting untuk dilakukan adalah memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban.

"Saya kira kita akan melihat di lapangan. Karena kemarin 5 (skala Richter), ini 7. Tapi kalau bantuan iya, jumlahnya belum," ungkap dia.

Terakhir, Jokowi menyatakan akan mencari waktu yang tepat untuk langsung datang ke NTB. Jokowi tidak ingin kedatangannya ke Lombok justru akan mengganggu proses penanganan yang tengah dilakukan.‎

"Sementara sudah saya persilakan ke Menko Polhukam. Kalau saya ke sana mengganggu konsentrasi aparat di lapangan. Saya cari waktu yang pas," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya