Kemenhub dan UGM Bakal Bangun 50 Rumah untuk Korban Gempa Lombok

Rencananya, rumah yang akan dibangun berjumlah 50 unit yang berada dalam satu kluster dengan target penyelesaian pembangunan pada 9 September 2018.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Agu 2018, 10:08 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 10:08 WIB
Mengais Puing Sisa Gempa Lombok
Seorang pria menyelamatkan sisa-sisa puing dari bangunan rumah yang rusak di Menggala, Lombok Utara, Rabu (8/8). Warga terdampak gempa Lombok mulai mengamankan barang berharga miliknya karena kuatir dijarah pihak tidak bertanggung jawab. (AFP/ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengunjungi daerah yang terkena dampak gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya di Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, pada Minggu (26/8/2018).

Dalam kunjungannya Menhub Budi menyampaikan jjika instansinya akan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajahmada Yogyakarta, untuk membangun tempat tinggal atau rumah bagi para korban gempa dengan sistem huntrap atau hunian transisi menuju permanen yang akan tersebar di beberapa titik.

"Kami bekerjasama dengan Fakultas Teknik Univ Gajahmada untuk membangun rumah-rumah. Rumah ini di design oleh teman-teman di FT UGM. Sifatnya temporer tapi bisa menjadi growing house," jelas Menhub dalam keterangannya, Senin (27/8/2018).

Rencananya, rumah yang akan dibangun berjumlah 50 unit yang berada dalam satu kluster dengan target penyelesaian pembangunan pada 9 September 2018.

"Satu hal yang baik menurut saya, di mana rumah itu dibangun dengan bahan-bahan yang ada di sini. Stakeholder perhubungan bersama FT UGM akan membangun 50 rumah di sini yang berupa satu kluster. Kita harapkan nanti tanggal 9 September sudah selesai," ungkap Menhub.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

 

 

 

 

Rangka Tahan Gempa

Mengais Puing Sisa Gempa Lombok
Seorang pria menyelamatkan barang berharga dari puing rumah yang rusak di Menggala, Lombok Utara, Rabu (8/8). Warga terdampak gempa Lombok mulai mengamankan barang berharga miliknya karena kuatir dijarah pihak tidak bertanggung jawab. (AFP/ADEK BERRY)

Dekan Fakultas Teknik Universitas Gajahmada, Nizam menambahkan rumah dengan sistem huntrap ini akan dibangun menggunakan rangka baja yang lebih tahan gempa sedangkan dindingnya menggunakan material yang masih dimiliki masyarakat, contohnya bambu atau papan.

Untuk tahap awal, rumah ini akan dibangun dengan luas 18 meter persegi (3 x 6 m) yang kemudian nantinya akan bisa dijadikan rumah permanen yang lebih luas lagi.

"Rumah transisi ini tidak perlu dibongkar lagi dan nanti bisa jadi rumah permanen. Rangka yang digunakan baja, sehingga lebih tahan gempa. Dindingnya bisa menggunakan material yang ada misal pakai bambu atau papan yang masih tersisa. Jadi kita mulai dengan rumah inti 18 m persegi, nanti bisa berkembang menjadi 36, 72, dst. Kita ingin basisnya masyarakat sendiri yang bangkit dan berdaya kembali untuk membangun masa depannya," tambah Nizam.

Sebelum melakukan kunjungan ke Pelabuhan Bangsal, Menteri Perhubungan berkesempatan memberikan bantuan secara simbolis dari Komunitas Transportasi Udara kepada Badan Nasional Penanggulan Bencana untuk membantu masyarakat Lombok yang menjadi korban gempa berupa tenda, selimut, truk tangki, dan tangki air.

"Untuk yang terdekat ini kami memberikan adalah tenda, selimut dan keperluan sehari-hari yang sifatnya menolong saudara - saudara kita yang dalam keadaan kekurangan. Kami juga memastikan logistik air itu dapat diberikan secara pasti dan merata. Oleh karenanya kami menambah 20 truk dan ratusan tangki air yang akan disebarkan di berbagai tempat. Ini kita koordinasikan dengan BNPB," pungkas Menhub.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya