Liputan6.com, Jakarta - I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, atau yang akrab disapa Ari Askhara, resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia, menggantikan Pahala N Mansury. Penunjukan Ari berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu, 12 September 2018.
Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, penunjukan Ari sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia merupakan pilihan yang tepat. Mantan Direktur Utama PT Pelindo III tersebut dinilai mempunyai kemampuan untuk mendongkrak kinerja maskapai pelat merah tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Yang pasti pemilik perusahaan (pemegang saham) merasa mantap, yakin terhadap kompetensi Pak Ari Askhara untuk meningkatkan kinerja dan daya saing Garuda Indonesia," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Namun demikian, ucap Alvin, ada tiga hal yang menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Ari dalam membenahi dan meningkatkan kinerja perusahaan. Pertama, mengurangi kerugian Garuda Indonesia di mana pada semester I 2018 maskapai tersebut mencatat kerugian sebesar USD 116,857 juta.
"Tantangan yang dihadapi, meningkatkan kinerja keuangan. Lebih spesifiknya, yaitu mengurangi kerugian," kata dia.
Kedua, Ari juga harus bisa memperbaiki hubungan manajemen dengan para pilot, setelah sebelumnya muncul ancaman dari asosiasi pilotnya untuk melakukan mogok. Dan ketiga, bagaimana memperbaiki nilai saham dari Garuda Indonesia.
"Kemudian, memperbaiki hubungan kerja antara direksi dengan asosiasi pilot dan serikat pekerja. Juga memulihkan nilai saham Garuda Indonesia," ucap dia.
Sepak Terjang Ari Askhara, Bos Garuda Indonesia yang Baru
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memutuskan untuk mengangkat I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, atau lebih dikenal dengan panggilan Ari Askhara, untuk menjadi nakhkoda baru di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Posisi Ari ini menggantikan Pahala Mansury.
Sebelum ditunjuk memimpin Garuda, Ari menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelindo III. Penunjukan sebagai Dirut Pelindo III tersebut juga dilakukan oleh Rini Soemarno pada 4 Mei 2017.
Pria kelahiran Jakarta pada 13 Oktober 1971 ini sebenarnya bukan orang baru di Garuda Indonesia. Ia pernah menduduki jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di maskapai nasional tersebut pada Desember 2014 hingga April 2016.
Baca Juga
Usai dari Garuda Indonesia dua tahun lalu, Ari sempat berlabuh sebentar di PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Ari lahir di Jakarta, 13 Oktober 1971. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada dan pendidikan Pascasarjana (S2) Administrasi Bisnis Jurusan International Finance di Universitas Indonesia.
Perjalanan karier Ari dimulai di industri perbankan pada 1994. Saat itu ia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri.
Selama 11 tahun berkarier hingga tahun 2005, ia pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.
Di antara 2005 hingga 2014, ia berpindah ke perusahaan multinasional, di antaranya bergabung di Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia).
Advertisement