Stok Melimpah, Harga Pangan di Pasar Tradisional Stabil

Harga komoditas sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terpantau stabil pada awal pekan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 17 Sep 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 11:30 WIB
20150827-Kenaikan Harga Sembako Bikin Daya Beli Turun-Jakarta
Seorang ibu memilih sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (27/8/2015). Naiknya harga kebutuhan pokok membuat pembeli mengurangi pembelian bahan makanan hingga menyebabkan daya beli masyarakat turun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terpantau stabil pada awal pekan. Hal ini disebabkan stok sayuran dalam keadaan melimpah.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Senin (17/9/18), salah satu pedagang sayur di Pasar Kebayoran Lama yakni Mbah Jumi (85) menjual sayuran pada awal pekan ini sama dengan pekan lalu atau stabil. Namun memang, meskipun tak ada perubahan harga, jumlah pembeli justru mengalami penurunan.

"Stok Ada, tapi pembeli sepi. Kalau aku ditanya ya bingung juga kenapa pada enggak beli," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Ia pun menjabarkan, untuk harga cabai rawit dibanderol Rp 28 ribu per kilogram (kg), cabai keriting merah besar di harga Rp 25 ribu per kg.

Sedangkan untuk komoditas bawang seperti bawang putih ia jual di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 23 ribu per kg. Sementara itu untuk bawang merah pada harga Rp 27 ribu per kg.

Beralih ke pedagang lain, Sri (33), ia memang membenarkan minat pembeli di Pasar Kebayoran Lama sedang surut pada minggu ini.

Meski begitu, Sri saat ini menaikkan harga jual kentang. Sri mengaku menaikkan harga kentang sebesar Rp 3 ribu.

"Emang lagi sepi, tapi kentang saya jual Rp 14 ribu per kg. Dari pasar kan kita beli paling Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu per kg. Kalau sayuran lain masih pada normal," ujarnya.

Untuk komoditas bawang, Sri tercatat berbeda Rp 1000 - Rp 2000 dibandingkan dengan Mbah Jumi. Ia menjual bawang putih Rp 25 ribu per kg dan bawang merah yang sebesar Rp 28 ribu per kg.

Sedangkan untuk sayuran lainnya, Sri menambahkan, pada awal pekan ini, ia menjual tomat sebesar Rp 8 ribu per kg, dan timun Rp 9 ribu per kg. Sedangkan wortel masih di kisaran harga yang sama yaitu Rp 10 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI: Koreksi Harga Pangan Dorong Deflasi Agustus 2018

20150924-Pasar Sayur Mayur-Jakarta
Aktifitas jual beli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (24/9/2015). Perayaan Idul Adha membuat sejumlah harga sayur mengalami kenaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap terkendali pada Agustus 2018 di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen.

Adapun IHK pada Agustus 2018 mengalami deflasi 0,05 persen (month to month/mtm), usai bulan sebelumnya catat inflasi 0,28 persen.

Deflasi yang terjadi di tengah masuknya periode Idul Adha tersebut juga berbeda bila dibandingkan dengan rata-rata historis periode Idul Adha dalam empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,19 persen (mtm).

Deflasi IHK pada bulan ini terutama bersumber dari deflasi kelompok volatile food dan administered prices, disertai melambatnya inflasi inti. 

Dengan perkembangan itu, inflasi secara kumulatif hingga Agustus 2018 tercatat 2,13 persen year to date (ytd). Secara tahunan mencapai 3,2 persen year on year (yoy) atau masih berada dalam kisaran sasaran inflasi.

Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring koreksi harga beberapa komoditas pangan. Kelompok volatile food alami deflasi 1,24 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang mencatat inflasi sebesar 0,90 persen (mtm).

Deflasi kelompok volatile food tersebut juga lebih dalam bila dibandingkan dengan rata-rata historis deflasi periode Idul Adha empat tahun terakhir sebesar 0,44 persen (mtm).

Deflasi terutama bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas pangan antara lain telur ayam, bawang merah, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan cabai rawit.

Dilihat tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,97 persen (YoY), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,36 persen (YoY).

Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi terutama karena koreksi tarif angkutan udara. Deflasi kelompok administered prices pada Agustus 2018 tercatat 0,06 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat deflasi 0,68 persen (mtm).

"Deflasi yang terjadi pada kelompok administered prices ini berbeda bila dibandingkan dengan rata-rata historis periode Idul Adha selama empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,31 persen (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Departmen Komunikasi BI, Agusman dalam keterangan tertulis, Senin (3/9/2018).

Deflasi kelompok administered prices pada Agustus 2018 disebabkan oleh berlanjutnya koreksi harga tarif angkutan udara ke level harga sebelum Idul Fitri.

Secara tahunan, komponen administered prices  mencatat inflasi sebesar 2,55 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 2,11 persen (yoy).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya