Pegadaian Incar Pertumbuhan Nasabah Jadi 12,3 Juta

PT Pegadaian optimistis terhadap kinerja pada 2019 di tengah maraknya gadai swasta dan fintech.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jan 2019, 14:12 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 14:12 WIB
PT Pegadaian (Persero).
PT Pegadaian (Persero).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) makin agresif menambah nasabah pada 2019. Ini ditunjukkan dari target pertumbuhan 23,4 persen menjadi 12,3 juta nasabah di tengah ketatnya persaingan.

"Kami akan lebih agresif menggarap nasabah UMKM dan milenial, karena masih banyak ruang untuk menumbuhkan di segmen itu. Selain itu, juga akan mengembangkan produk-produk inovstif lainnya," ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto dalam keterangan tertulis, Rabu (9/1/2019).

Dia menuturkan, nasabah Pegadaian mencapai 10 juta pada 2018, naik 9,4 persen dari 2017 sekitar 9,5 juta nasabah.

"Banyak ruang untuk melakukan terobosan agar target tahun ini bisa dicapai, seperti meluncurkan fintech misalnya. Di era digital ekonomi dan terus bertumbuhnya fintech dan gadai swasta, mendorong kami untuk terus berinovasi," ujar dia.

Kuswiyoto optimistis, dampak dari munculnya gadai swasta dan fintech belum akan menggerus bisnis perseroan. Mengingat pangsa pasar industri pegadaian nasional masih dikuasai oleh Pegadaian yaitu di atas 90 persen. 

"Kami memiliki SDM yang berpengalaman dan jaringan yang luas hingga ke pelosok di Tanah Air," dia menegaskan.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, ada sebanyak 16 perusahaan gadai swasta yang telah mendapatkan izin pada Oktober 2018. Sedangkan perusahaan yang baru terdaftar di OJK sebanyak 41 perusahaan gadai. 

Sementara itu, perusahaan fintech swasta yang telah mendapatkan izin OJK baru 1 perusahaan dan yang terdaftar di OJK sebanyak 77 perusahaan.

"Terus bertumbuhnya bisnis pegadaian dan fintech menunjukkan bahwa pasar gadai dan non gadai masih besar," pungkas dia. 

 

Pegadaian Targetkan Laba Bersih Rp 3,3 Triliun pada 2019

PT Pegadaian (Persero) melalui The Gade Coffee and Gold turut meramaikan perhelatan tahunan IMF-WBG 2018.
PT Pegadaian (Persero) melalui The Gade Coffee and Gold turut meramaikan perhelatan tahunan IMF-WBG 2018.

Sebelumnya, PT Pegadaian (Persero) menargetkan laba bersih dan total aset pada 2019 tumbuh di atas 10 persen menjadi Rp 3,3 triliun dan Rp 64,2 triliun dari prognosa 2018. Hal ini di tengah tahun politik dan relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, optimisme target pencapaian kinerja 2019 itu dipicu dengan rampungnya blue print atau cetak biru 2019-2023 dan selesainya transformasi di perusahaan.

"Di dalam blue print Pegadaian 2019-2023 komposisi portofolio akan berubah untuk kinerja bisnis gadai dan non-gadai sebesar 84 persen dan 16 persen secara bertahap menjadi 60 persen dan 40 persen. Tanpa meninggalkan bisnis utamanya, yaitu gadai," ujar dia di Jakarta, Selasa 1 Januari 2019.

Selain itu, Pegadaian juga akan terus mendigitalisasi sistem dan produknya agar makin cepat dan efisien.

"Pengalaman sepanjang 2018, dimana kami merancang dan melakukan proses transformasi, serta secara paralel melakukan inovasi produk dan layanan berhasil menorehkan kinerja keuangan yang rata-rata tumbuh di atas 9 persen," lanjut dia.

Menutup 2018, Pegadaian mencatatkan hasil kinerja yang positif. Laba bersih tumbuh 9,4 persen year on year (YoY) menjadi Rp 2,7 triliun. Total Aset tumbuh (YoY) 9,2 persen menjadi Rp 53,2 triliun dan outstanding loan tumbuh (YoY) 9,4 persen menjadi Rp 40,3 triliun.

Sedangkan Pendapatan Usaha tumbuh (YoY) 9,5 persen menjadi Rp 11,5 triliun dan jumlah nasabah tumbuh (YoY) 9,4 persen menjadi 10 juta.

Sunarso menjelaskan bisnis gadai saat ini menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah OJK membuka bisnis gadai menjadi lebih terbuka dan makin kompetitif.

"Hal ini mendorong kami melakukan banyak terobosan inovasi produk dan layanan. Namun, kami tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang makin menurunan menjadi 1,3 persen," kata dia.

Oleh sebab itu, manajemen tetap optimistis meski di tahun politik, karena fundamental ekonomi nasional cukup baik. Sunarso menyatakan, Pegadaianakan terus mengembangkan bisnis baru sesuai dengan potensi pasar dan pemanfaatan perkembangan teknologi, serta didukung oleh risk management. Misal, penyaluran digital micro dan consumer lending.

 

Target 2019

Pada 2019, Pegadaian menargetkan bisa mencatatkan total aset tumbuh 20,7 persen dari prognosa 2018 menjadi Rp 64,2 triliun, total OSL tumbuh 18,1 persen dari prognosa tahun lalu menjadi Rp 47,7 triliun.

Target pendapatan usaha mencapau Rp 14,4 triliun atau tumbuh 24,8 persen dari prognosa 2018. Laba bersih naik menjadi Rp3,3 triliun atau tumbuh 19,6 persen dari prognosa 2018. Sedangkan jumlah nasabah mencapai 12,3 juta atau tumbuh 23,4 persen dari prognosa 2018.

Pegadaian saat ini terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan terhadap nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan.

"Saya berharap Pegadaian akan terus menjadi perusahaan yang tetap berkontribusi besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional," ungkap Sunarso.

Untuk mencapai semua itu, Pegadaian sudah menyiapkan strategi G5star, yaitu Grow core, Grab new business opportunity, Grooming talent, Generation Ztechnology atau the latest technology, serta Great culture.

"Dengan rampungnya transformasi di tubuh Pegadaian, kami harapkan kinerja persero ke depannya akan semakin bertumbuh pesat," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya