100 Kapal hingga Gerai Maritim Dukung Tol Laut pada 2019

Untuk mendukung program tol laut tersebut juga dilakukan program gerai maritim sehingga menekan harga bahan pokok.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Feb 2019, 19:43 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 19:43 WIB
20161025-Tol-Laut-IA6
Petugas berjaga didekat KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Tol Laut tersebut bertujuan menekan disparitas harga di Natuna. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah berupaya menekan harga bahan pokok di Indonesia Timur lewat program tol laut.

Untuk mendukung program tol laut tersebut juga dilakukan program gerai maritim sehingga menekan harga bahan pokok.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan, tol laut merupakan tindak lanjut dari amanah nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan disparitas harga antara di Jawa dengan Indonesia timur.

"Tahun ini kita berikan 100 kapal, 50 untuk bumn dan 50 untuk swasta. Artinya kapalnya adalah kapal-kapal baru, bukan kapal yang lama lagi, dan ini adalah dana pemerintah yang diberikan ke korporasi lalu ditambah subsidi angkutan," tutur dia, saat hadiri seminar nasional tol laut dan peresmian operasional Kapal Sabuk Nusantara 92 dan Kendhaga Nusantara 3 di atas KM Dorolonda yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

Budi menyampaikan, kapal baru ini mengganti kapal lama yang sebelumnya sudah beroperasi. Diharapkan dengan usia yang masih dapat digunakan 5-10 tahun lagi, mampu menumbuhkan industri pelayaran lebih bagus lagi.

"Industri pelayaran ini masih bagus. Tetapi kita kerja (perbaiki) sistem, jangan subsidi terus," kata dia.

Budi mengaku sedang menyiapkan sistem rantai distribusi barang untuk menekan pembiayaan. Di antaranya penggunaan feeder atau angkutan penghubung antar pulau. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berniat menambah kapal feeder antar pelabuhan.

Selanjutnya yang juga disiapkan adalah menambah kapasitas barang dengan memanfaatkan kapal perintis. Kalau sekarang sudah ada 19 lintasan, akan diperbanyak lagi pada 2019. "Mungkin bisa dua kali kipat tiga kali lipat," kata dia.

Budi menegaskan, meski jumlah barang yang diangkut tidak banyak, tapi diharapkan bisa lebih efisien. Hal ini karena ongkos bahan bakar yang dipakai sekaligus mengangkut penumpang.

"Yang lain adalah seperti saya sampaikan kita akan cari modal bisnis dengan mengupayakan end to end. Dan menggunakan dasboard supaya rantai bisnis tidak panjang," tutur dia.

 

 

Gerai Maritim

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Seminar nasional tol laut yang diselenggarakan pada Senin (4/2/2019) (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan, guna menjaga stabilitas dan turunkan disparitas harga barang kebutuhan pokok, Kementerian Perdagangan mengembangkan program Gerai Maritim dengan memanfaatkan tol laut.

"Program Gerai Maritim dilaksanakan untuk meningkatkan kelancaran arus dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan dan Perpres Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penetapan dan  Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting," tutur Enggartiasto.

Enggartiasto menuturkan, tujuan program Gerai Maritim adalah untuk mengurangi biaya distribusi barang, meningkatkan perdagangan antar pulau, memperluas jaringan distribusi produk unggulan  daerah setempat sebagai muatan balik.

Selain itu, meningkatkan kesejahteraan petani serta nelayan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan (3TP), melalui pemanfaatan tol laut yang lebih optimal.

"Program kerja ini sejalan dengan program kerja dari pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik untuk angkutan barang yang dituangkan dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2017  tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan ke daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan," kata Enggartiasto.

Peran Kementerian Perdagangan dalam tol laut sesuai dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2017, antara lain berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pendataan, pemantauan dan evaluasi jenis, jumlah, dan harga barang dari dan ke daerah yang termasuk dalam program tol  laut, serta mengatur jenis barang selain barang kebutuhan pokok dan penting yang dapat diangkut dalam program tol laut.

Kementerian Perdagangan juga membangun Depo Gerai Maritim dibeberapa daerah yang dilalui trayek tol laut sebagai sarana distribusi pendukung.

Depo Gerai Maritim akan berfungsi  sebagai tempat penyimpanan sementara barang setelah diturunkan dari kapal dan menampung produk unggulan daerah yang akan diangkut menjadi muatan balik sebelum dimuat di kapal.

Sampai saat ini, telah terbangun 9 Depo Gerai Maritim yaitu di Kabupaten Wakatobi, Kabupaten, Kepulauan Aru, Kabupaten Lembata, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Mimika, Kabupaten  Kepulauan Yapen, Kabupaten Tidore Kepulauan, Kabupaten Fak Fak, dan Kabupaten Teluk Wondama.

"Dampak tol laut yang dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah 3TP adalah ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin, berkurangnya fluktuasi harga antar waktu dan mengurangi disparitas harga, dan memfasilitasi pemasaran produk unggulan  daerah," ucap Enggartiasto.

 

Trayek Tol Laut

20161025-Tol-Laut-IA4
Petugas bersiaga sebelum keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Berdasarkan pendataan yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan pemerintah daerah, pada 2018 tercatat sebanyak 437 pedagang dari 35 kabupaten/kota yang dapat memanfaatkan tol laut dan yang daerahnya dilalui trayek tol laut.

Untuk trayek tol laut di tahun 2019, sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor UM.002/109/2/DJPL-18 terdapat 18 trayek.

"Nantinya, agar tidak tergantung pada anggaran subsidi negara, perlu adanya rencana aksi dan sinergi antar kementerian atau lembaga dalam rangka peningkatan investasi dan pengembangan industri terkait barang kebutuhan pokok dan barang penting di daerah 3TP," ujar dia.

Berikut adalah 18 trayek tol laut pada 2019 :

1.  Pangkalan Teluk Bayur, Sumatera barat  Teluk Bayur (Padang - Pulau Nias (Sumus), Mentawai (Sumatera Barat) {Dilayari Kapal Utama , Jumlah jarak 1.620 Nautical Mil} 

2. Pangkalan Jakarta  Tanjung Priok - Tanjung Batu - Blinyu- Terampa - Natuna (Selat Lampa) - Midai - Serasan - Tanjung Priok (DIlayari kapal utama, Jumlah Jarak 1.503 Nautical Mil) 

3. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak  - Belang Belang - Sangatta (Kaltim) - Nunukan (Kaltara) - Pulau Sebatik (Sungai Nyamuk, Kaltara) - Tanjung Perak (Dilayari Kapal Utama , jumlah jarak 2.149 Nautical Mil) 

4. Pangkalan Probolinggo/Surabaya  Probolinggi/Tanjung Perak - Makassar (Sulsel) - Bitung (Sulut) - Tahuna (Sulut) - Proboloinggo/Tangjung Perak (Dilayari Kapal Utama dengan jumlah jaak 2.470/2.491 Nautical Mil) 

* Pangkalan Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara  Tahuna (Sulut) - Kahakitang - Buhias - Tagulandang - Biaro - Lirung - Melagoane - Kokorotan - Miangas - Marore - Tahuna (Dilayari Kapal penghubung, jumlah jarak 517 Nautical Mil). 

5. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Makassar - Tobleo - Tanjung PErak (dilayani kapal utama, jumlah jarak 2.475 Nautical Mil) 

* Pangkalan Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara  Tobelo - Maba - Pulau Gebe - Obi - Sanana - Tobelo (Dilayari kapal penghubung, jumlah jarak 811 Nautical Mil) 

6. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Kendari - Tidore - Morotai PP (dilayari kapal utama, jumlah jarak 3.368 Nautical Mil) 

7. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Wanci - Namlea - Tanjung Perak (dilayari kapal utama , jumlah jarak 1.974 Nautical Mil) 

8. Pangkalan Surabaya  tanjung Perak - Biak (papua) - Tanjung Perak PP (dilayari kapal utama, jumlah jarak 3.116 Nautical Mil) 

* Pangkalan Biak  Biak - Oransbari - Waren - Teba - Sarmi - Biak (dilayari kapal penghubung, jumlah jarak  640 Nautical Mil) 

9. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak (dilayari kapal utama, jumlah jarak 3.343 Nautical Mil) 

10. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Fakfak (Papua Barat) - Kaimana - Tanjung Perak (dilayari kapal utama, jumlah jarak - 2.750 Nautical Mil) 

11. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Timika (Papua) - Agats - Merauke - Tanjung Perak (dilayari kapal utama crossing, jumlah jarak 3.662 Nautical Mil) 

12. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Saumlaki - Dobo - Tanjung Perak (dilaywati kapal utama, jumlah jarak 2-712 Nautical Mil) 

13. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Kalabahi - Moa - Rote - Sabu PP (dilayari kapal utama, jumlah jarak 2.794 Nautical Mil) 

14. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak  - Loweleba - Adonara - Larantuka PP (dilayari kapal utama, jumlah jara 1/410 Nautical Mil) 

15. Pangkalan Surabaya  Tanjung Perak - Kisar - Namroke PP (dilayari Kapal utama, jumlah jarak 2.408 Nautical Mil) 

16. Pangkalan Makassar, Sulawesi Selatan  Makassar - Selayar - Jampea - Sikelo - Raha - Ereke - Pasarwajo - Makassar (dilayari kapal penghubung, jumlah jarak 1.001 Nautical Mil) 

17. Pangkalan Bitung, Sulawesi Utara  Bitung - Tilamuta - Parigi - Poso - Ampana - BUnta - Pagimana - Bitung (dilauyari kapal penghubung, jumlah jarak 906 Nautical Mil) 

18. Pangkalan Kendari, Sulawesi Tenggara  Kendari - Lameruru - Bungku - Kolodale - Taliabo - Kendari (dilayari kapal penghubung, jumlah jarak 666 Nautical Mil). 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya