Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Faisal Basri mengkritisi program tol laut. Tol laut merupakan salah satu program unggulan pemerintah Jokowi-JK yang bertujuan meningkatkan konektivitas laut sehingga angkutan barang di darat bisa beralih ke jalur laut.
Faisal mengatakan program tol laut gagal sebab tidak terbukti menurunkan biaya logistik. Selain itu, saat ini angkutan barang masih terpusat di jalur darat diangkut dengan truk-truk besar.
“Yang mempersatukan pulau pulau itu kan laut, ngomongnya tol laut segala macam tapi gaka ada efeknya ke logistic cost tetap paling tinggi, 24 persen dari PDB,” kata Faisal dalam sebuah acara diskusi di Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11).
Advertisement
Baca Juga
Faisal menjelaskan, kegagalan tol laut disebabkan belum mampunya program tersebut memikat perusahaan logistik yang selama ini menggunakan jalur darat. Meski sudah ada tol laut, mereka masih enggan berpindah dan tetap memilih menggunakan jalur darat.
“Karena tidak terjadi shifting angkutan barang dari darat ke laut. Tidak terjadi. Jadi omong doang namanya tol laut itu. Logistic cost gak pengaruh karena tetap 90 persen barang di Indonesia diangkkut lewat truk padahal negara maritim. Sementara di dunia, 70 persen barang diangkut pakai kapal. Padahal seluruh dunia kan bukan negara maritim seperti Indonesia,” tuturnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
100 Kapal Bakal Layani Program Tol Laut hingga Akhir 2018
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan akan ada sekitar 100 kapal untuk proyek tol laut hingga akhir 2018. Namun, sejauh ini dilaporkan baru ada sekitar 86 kapal yang sudah direalisasikan.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan untuk 16 kapal sisanya diharapkan akan berlabuh pada Desember 2018. Sedangkan kemajuan penambahan kapal tersebut Budi menuturkan sudah hampir mencapai 90 persen.
"Kemarin saya datang ke Jawa Timur dan kondisinya ada yang sudah 80-90 persen tinggal diselesaikan aja. Sampai akhir tahun on progress. Saya harapkan Desember ini selesai," ujar dia saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (29/10/2018).
Baca Juga
Budi menambahkan, kemajuan pengerjaan kapal untuk tol laut sendiri masih akan tetap berlanjut meski sempat tertekan akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sebab, beberapa komponen kapal sebagian masih didatangkan impor
"Progresnya cukup signifikan. Kalau ada masalah dolar AS kita harapkan diselesaikan segera," kata Budi.
Advertisement