PLN: Penyebab Listrik Padam karena Sistem Transmisi Jawa - Bali Putus

Pengalihan aliran daya ke sisi sikit Selatan gagal karena jaringan tersebut sedang mengalami pemeliharaan sehingga membuat listrik padam di Jakarta.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Agu 2019, 12:11 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 12:11 WIB
Jokowi Datangi Kantor PLN
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani (kedua kiri) memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Pusat PLN (Persero), Jakarta, Senin (5/8/2019). Kedatangan Jokowi menyusul peristiwa pemadaman listrik di hampir seluruh Pulau Jawa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menjelaskan secara detail penyebab listrik padam yang dialami sebagian Pulau Jawa, pada Minggu 5 Agustus kemarin. Mati lampu tersebut disebabkan oleh putusnya jaringan listrik di sistem Jawa-Bali.

Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pemadaman disebabkan gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV). tranmisi tersebut terputus. Kondisi ini membuat pasokan listrik dari pembangkit di Jawa Timur meunuju area barat otomatis pindah menuju selatan.

"Ada dua penopang jaringan backbone 500 Kv, Utara dan Selatan masing masing-masing sirkit dua sirkit jadi ada 4 sirkit. Nah, dua sirkit Ungaran-Pemalang putus. sehingga pasokan lepas, jadi kosong," kata Inten, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Pengalihan aliran daya ke sisi sikit Selatan gagal karena jaringan tersebut sedang mengalami pemeliharaan. Kondisi ini membuat pasokan listrik mengalami guncangan yang mengakibatkan pembangkit secara otomatis berhenti operasi untuk keamanan pembangkit.

"Waktu terjadi sirkit utara dilepas kemudian ini masuk ke jalur selatan ini menyebabkan goncangan sistem. Nah goncangan ini tidak baik, goncangan ini kalau dibiarkan maka pembangkit yang masih normal bisa lepas. Nah, oleh karena itu secara proteksi secara kesisteman melepaskan diri ini, putus. Tasik Depok putus," lanjutnya.

Kondisi ini membuat pasokan listrik ke arah barat melemah dan pembangkit yang terhubung dengan jaringan tersebut pun memutus pasokan listrik secara otomatis. 

"Pembangkit yang terhubung secara keamanan nya itu sudsh melepaskan diri otomatis karena ini perlindungan terhadap mesin-mesin pembangkit tadi ini SOP itu kemudian lepas sehingga pada lepas, lepas, lepas kemudian terjadi pemadaman," jelasnya.

Akibatnya tentu saja listrik padam di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perlu Waktu

Jokowi Datangi Kantor PLN
Presiden Joko Widodo bersama Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani dan Menteri ESDM Ignasius Jonan usai menggelar rapat di Kantor Pusat PLN (Persero), Jakarta, Senin (5/8/2019). Jokowi meminta penjelasan menyusul peristiwa pemadaman listrik di hampir seluruh Pulau Jawa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Inten mengungkapkan, Meski sudah dilakukan perbaikan jaringan, listrik Jawa yang kebanyakan bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tidak bisa segera beroperasi mengalirkan listrik, sebab perlu waktu sekitar 8 jam untuk memanaskan mesin dan menghasilkan uap yang akan meenggerakan mesin.

Kondisi ini membuat proses pengaliran Listri ke pelanggan memerlukan waktu yang lama, sehingga pelanggan yang mendapat pasokan listrik pun tidak langsung merata.

"Nah PLTU kalau dia terlalu lama lepas dan beroperasi maka dia harus mulai dengan cold start untuk beroperasi, dari cold itu lebih dari 8 jam baru bisa beroperasi normal," jelas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya