Liputan6.com, Jakarta - PT INKA (Persero) akan meningkatkan penggunaan aluminium dalam komponen kereta. Namun perusahaan pembuat kereta api nasional tersebut masih terkendala masalah pasokan bahan baku.
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, INKA terus meningkatkan penggunaan aluminium dalam membuat gerbong kereta. Bahan baku tersebut sangat cocok karena sesuai dengan desain modern dan mengutamakan konsep ringan.Â
"Desain kita ke depan sudah pakai aluminium karena ringan," kata Budi di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (19/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Budi mengungkapkan, namun dalam mewujudkan hal tersebut, INKA mendapat kendala, yaitu pasokan aluminium yang masih impor. Tentu saja, barang impor tersebut meningkatkan biaya produksi perusahaan.
Oleh sebab itu, INKA tengah melakukan negosiasi dengan pabrik alumunium di Morowali. Sulawesi Selatan. Namun permintaan INKA tidak bisa dilayani karena aluminium hasil produksi pabrik tersebut sudah terserap.
"Saya sudah ke Morowali, tapi kuota sudah habis. Saya minta Morowali bisa suplai," tuturnya.
Budi berharap, induk usaha (holding) BUMN pertambangan yaitu PT Indonesia Alumunium (Inalum) segera bisa membuat alumunium untuk komponen badan kereta sehingga INKA tidak lagi melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pembuatan kereta.
"Makanya nanti siapa tahu Inalum bisa membuat bodi kereta itu. Karena kedepannya nanti sudah dapat alumunium karena semua kereta cepat kedepannya pakai alumunium," tandasnya.‎‎
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pabrik Baru INKA di Banyuwangi Rampung 2020
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, pihaknya sedang membangun pabrik baru di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik tersebut sebagai upaya perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Menurut dia, pabrik tersebut rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 83 hektare milik PT INKA. Ditargetkan pembangunan pabrik selesai pada tahun 2020.
"Banyuwangi progressnya 26 persen. Mudah-mudahan pas ulang tahun INKA 2020 selesai. Saat ini lebih maju. Kemarin Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno) sudah kesana semuanya sudah bagus," kata dia, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/8/2019).Â
BACA JUGA
Dia mengatakan saat ini INKA memang telah memiliki pabrik di Madiun dengan luas lahan 22 hektar dan kemampuan produksi rata-rata 1,5 kereta per hari. "Sekarang (pabrik di Madiun) kan 1,5 kereta per hari rata-rata. Kalau di sana (Banyuwangi) 3 sampai 4 kereta (per hari) kapaitasnya," ujarnya.
Selain itu kelebihan pabrik INKA di Banyuwangi tersebut jaraknya dekat dengan pelabuhan. Dengan demikian proses distribusi kereta, terutama untuk pasar ekspor jadi lebih efisien.
"Di sana karena dekat pelabuhan. Kalau di Madiun itu kalau saya (ekspor) ke Bangladesh, itu dari Madiun dibawa ke Tanjung Perak dulu, itu 2 sampai 3 hari sampainya," urai Budi.
"Kalau nanti dari Banyuwangi langsung, kita buat akses keluar sudah ke pelabuhan kira-kira hanya 1,5 km sampai 2 km. Impornya juga langsung gampang," tandasnya.
Advertisement