BPJT Optimis Kerjasama Pembangunan Jalan Tol RI-Afrika Bakal Terwujud

BPJT mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan peningkatan konektivitas melalui pembangunan infrastuktur merata di Afrika.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Agu 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 10:30 WIB
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (dok: Jasa Marga)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan peningkatan konektivitas melalui pembangunan infrastuktur merata di Afrika, termasuk konstruksi jalan tol.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap, keberhasilan Indonesia yang fokus terhadap infrastruktur selama 5 tahun terakhir juga dapat menular di benua Afrika. Oleh karena itu, ia mengatakan, Indonesia siap bekerjasama dan berbagi pengalaman dengan negara-negara di Afrika.

"Indonesia ingin bersama Afrika dapat melakukan lompatan-lompatan kemajuan untuk mewujudkan pembangunan infrastuktur yang merata dan menjangkau daerah-daerah terluar. Kami siap bekerjasama, Indonesia siap berbagi pengalaman dan saling membantu untuk mewujudkannya," tutur Jokowi dalam pernyataan tertulis, Jumat (23/8/2019).

Sementara itu, Kepala BPJT Danang Parikesit melontarkan optimisme bahwa keikutsertaan Indonesia dalam pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol di negara Afrika sangat mungkin diwujudkan.

"Benua Afrika memiliki komoditi-komoditi yang saat ini sulit dijangkau karena terbatasnya konektivitas antar satu daerah dengan daerah lainnya. Ini merupakan peluang kerjasama yang sangat baik antara Indonesia dan Afrika dari segi infrastruktur, terutama jalan tol," ungkapnya.

Dalam pembangunan jalan tol di Afrika, Danang juga melihat potensi adanya kolaborasi bisnis dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta dari Indonesia.

"Ini akan jauh lebih menarik bagi investor Indonesia. Misalnya, pembangunan jalan tol dibarengi dengan kerjasama pengelolaan komoditi tambang antara Antam dengan pemerintah Afrika," ujar dia.

"Saat ini kami masih melihat potensi-potensi daerah yang membutuhkan konektivitas melalui infrastruktur jalan tol. Jika ada yang pas, maka kami akan langsung tindaklanjuti untuk mewujudkan rencana Pemerintah," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia Perluas Presensi Perwakilan dan Misi Diplomatik di Afrika

Gedung Pancasila dan Ilustrasi Bendera Indonesia (Liputan6.com/Gempur M Surya)
Gedung Pancasila dan Ilustrasi Bendera Indonesia (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Guna menunjang diplomasi ekonomi, Indonesia melakukan penguatan infrastruktur diplomasi dengan membuka kantor perwakilan diplomatik baru di kawasan Afrika.

Indonesia membuka kantor perwakilan RI di Yaounde, ibukota Kamerun. Pembukaan perwakilan ini agar diplomasi RI di kawasan Afrika Barat dan Afrika Tengah dapat lebih fokus dan efektif, demikian seperti dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI yang dimuat Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).   

Selain itu, Indonesia juga akan meningkatkan status KBRI Antananarivo di Madagaskar, yang sebelumnya dipimpin oleh Kuasa Usaha Tetap, dalam waktu dekat akan dipimpin oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh.

Hal lain terkait penguatan infrastruktur diplomasi di kawasan Afrika adalah dengan meningkatkan jumlah Konsul Kehormatan (Konhor) RI di Afrika sebesar 70 persen menjadi 22 Konhor tahun ini, dengan kemungkinan penambahan 4 Konhor lagi.

Tujuannya untuk memastikan dukungan kepada seluruh pemangku kepentingan Indonesia dalam memperkuat kerja sama di Afrika melalui para Konjor yang menjadi perpanjangan tangan Pemerintah Indonesia, meskipun dalam suatu negara tersebut belum terdapat Kedutaan Besar RI.

Ke depan, Indonesia akan terus menginisiasi pertemuan-pertemuan dengan hasil konkret yang bermanfaat bagi peningkatan kemakmuran masyarakat Indonesia dan masyarakat Afrika; Indonesia maju bersama Afrika.  

RI dan Afrika Teken Kesepakatan Bisnis Senilai Rp 12,3 Triliun

Wapres Jusuf Kalla Buka IAF
Wapres Jusuf Kalla (tengah) memukul genderang jimbe dalam pembukaan Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Bali, Selasa (10/4). IAF merupakan ajang bagi Indonesia dan Afrika untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua, Bali pada 21-22 Agustus 2019 telah menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$ 822 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.

Angka itu meningkat dari hasil yang dicapai pada Indonesia Africa Forum (IAF) 2018, dan diperkirakan akan terus bertambah. Kesepakatan bisnis yang tercapai merupakan hasil dari kepercayaan yang terbangun dengan negara-negara di Afrika, demikian seperti dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI yang dimuat Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).

Indonesia dan negara-negara Afrika tidak lagi terjebak dalam romantisme Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Indonesia dan Afrika telah melangkah maju dengan kerja sama yang lebih konkret.

IAID yang telah dibuka Presiden RI pada 20 Agustus 2019 berhasil melakukan terobosan bagi penguatan kerja sama dengan Afrika. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya