Menko Luhut Bakal Tindak Pihak yang Jegal Program B30

Presiden Jokowi pun mengingatkan agar saat penerapan program B30 mulai Januari 2020 nanti tidak ada lagi pihak yang mengganggu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Des 2019, 13:33 WIB
Diterbitkan 10 Des 2019, 13:33 WIB
(Foto:Liputan6.com/Ilyas I)
Peluncuran penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tak ingin program pencampuran 30 persen ‎biodiesel dengan solar (B30) tidak optimal. Pada program B20 kemarin, ada beberapa pihak yang masih ingin Indonesia mengimpor minyak.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Bisar Pandjaitan mengatakan, program B20 dilaksanakan pada 2016 ketika dirinya menjabat sebagai Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu manfaat dari dijalankannya program ini adalah untuk mengurangi impor Solar.

"Palm oil kita lihat turunannya, kita buat B20. Pada 2016 saya tandatangani waktu jadi Menteri ESDM," kata Luhut, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Menurut Luhut, selama pelaksanaan B20 ada pihak yang masih menginginkan Indonesia impor BBM. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyinggung masalah tersebut dan akan menindak oknum yang membuat program mandatori biodiesel tidak berjalan.

"Jadi ada pihak yang tidak menjalankan B30 karena mau impor BBM terus. Presiden bilang mau gigit, berpuluh-puluh tahun kok kita masalahnya itu terus," tutur Luhut.

‎Luhut mengungkapkan, Presiden Jokowi pun mengingatkan agar saat penerapan program B30 mulai Januari 2020 nanti tidak ada lagi pihak yang mengganggu program tersebut untuk kepentingan impor minyak. Sebab program tersebut memberikan banyak manfaat untuk negara dan masyarakat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Yang Suka Impor Akan Saya Gigit

Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30
Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan membereskan urusan impor komoditas yang dinilai menjadi penyebab terjadinya defisit transaksi berjalan/current account defisit (CAD).

Hal tersebut disampaikannya dalam pemaparan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

"CAD kita selalu mengganggu volatilitas rupiah. Ini karena ketergantungan yang besar terhadap impor, terutama minyak dan gas," tuturnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyindir ada beberapa pihak yang memang senang mengimpor. Dia berkata akan mengganggu para penyuka impor ini.

"Ada yang senang impor, tapi tidak mau diganggu impornya, mau minyak atau LPG. Saya akan ganggu (impornya). Pasti akan saya gigit itu orang," imbuhnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga menyinggung soal ekspor crude palm oil (CPO) yang tidak diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sebelum dieskpor.

Oleh karenanya, penggunaan B20, B30 hingga B50 akan terus didorong untuk menurunkan impor minyak.

"Kalau B20 berjalan B30 berjalan Januari tahun depan lalu masuk lagi B50, artinya impor minyak kita akan turun drastis," pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya