Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bahwa urusan aksesibilitas menjadi salah satu pendorong minat seseorang untuk membeli rumah. Kemudahan aksesibilitas tersebut, tentunya akan membantu seseorang untuk beraktivitas, seperti mempercepat perjalanan dari rumah menuju kantor ataupun ke tempat bisnis.
Salah satu faktor yang membuat proyek hunian memiliki aksesibilitas yang baik adalah dekat dengan pintu tol. Keberadaan jalur bebas hambatan ini tentunya akan sangat membantu penghuni rumah, terutama mereka yang memiliki kendaraan roda empat, akses jalan tol dinilai dapat mempercepat perjalanan mereka menuju lokasi yang diinginkan.
Beberapa waktu lalu, Lamudi.co.id melakukan survei terhadap 100 calon pembeli rumah, 80 persen diantaranya mengaku kemudahan aksesibilitas merupakan faktor penting untuk membeli rumah, mereka rela untuk membeli rumah di luar kota Jakarta atau jauh dari tempat kerja asalkan pada kawasan perumahan terdapat sarana transportasi seperti jalan tol.
Advertisement
Baca Juga
Pentingnya aksesibilitas ini ditangkap sebagai peluang menarik oleh para developer, mereka banyak yang membangun proyek properti dekat dengan sarana infrastruktur. Salah satunya adalah PT Inti Innovaco yang mengembangkan perumahan Nusa Indah Residence, hunian ini dibangun dekat dengan pintu tol Sentul Barat (Tol Bogor Outer Ring Road).
Jarak antara pintu tol dengan perumahan ini cukup dekat, yakni hanya 300 meter. Direktur Utama PT Inti Innovaco Michael Prawira menjelaskan, dekatnya jarak antara lokasi perumahan Nusa Indah Residence dengan pintu tol memang menjadi daya tarik yang unik. Tidak sedikit calon pembeli rumah yang tertarik untuk membeli rumah di sana karena faktor ini.
"Selain dekat dengan pintu tol, Nusa Indah Residence memiliki akses langsung ke arteri kota Bogor. Hal ini akan memudahkan perjalanan penghuni perumahan menuju pusat Kota Hujan tersebut," jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (2/2/2020).
Nusa Indah Residence dibangun di atas lahan seluas 17 hektare, di sana rencananya pihak pengembang akan membangun sekitar 600 unit hunian dengan konsep minimalis dan asri.
Saat ini mereka baru saja meluncurkan cluster terbaru yang diberi nama Cluster Gunita dengan 8 pilihan tipe rumah. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 900 jutaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ternyata Ini Alasan Properti Bangkit Kembali di Tahun Tikus Logam
Sesuai perhitungan tahun dari penanggalan Tiongkok, tahun 2020 adalah tahun tikus logam. Di tahun ini akan ada dua sektor yang diperkirakan baik yakni properti dan tambang logam. Didukung oleh kebijakan pemerintah dalam sektor prroperti dan goyangnya investasi reksadana.
Hans Kwee, Direktur PT. Anugerah Mega Investama mengatakan, tahun tikus logam memiliki unsur tanah paling dominan. Sektor propeti mendapat dukungan dari suku bunga acuan yang turun 100 basis poin (bps) pada tahun lalu dan beberapa pelonggaran di kebijakan Loan To Value (LTV).
Pada tahun lalu, orang masih banyak yang menahan diri berinvestasi properti karena masih dalam masa Pemilihan Umum (Pemilu). Sekarang saatnya di tahun ini orang-orang mulai berpikir untuk investasi.
Hans mengatakan juga bahwa goyangnya investasi di produk asuransi dan reksadana sedikit banyak membuka angin segar bagi investasi properti. Peluang orang mengalihkan investasi sangat terbuka. Investor akan berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi akibat kasus JiwasRaya.
Berdasarkan kasus JiwasRaya itu, karakteristik produk dari beberapa perusahaan asuransi yang menawarkan fixed rate lumayan tinggi. Namun, menempatinya di investasi saham dan pasar modal justru cenderung berisiko. Hal ini membuka kekhawatiran khusus sama seperti yang terjadi di beberapa perusahaan asuransi.
Industri reksadana juga terpukul akibat rontoknya lebih dari 35 produk reksadana pada akhir tahun lalu di beberapa manajer investasi. Selama ini investor percaya investasi reksadana berisiko lebih rendah dibandingkan dengan membeli sendiri saham.
Dia memperkirakaan investor akan memilih investasi yang menjajikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada.
"Siklus properti kami perkirakan akan mencapai puncak di tahun 2012-2014 dan lalu berangsur turun maka dari tahun lalu kami melihat awal periode kenaikan sektor properti," jelas Hans.
Dengan demikian, target puncak sektor poperti akan terjadi pada tahun 2023-2025 dengan awal kenaikan pada tahun 2020. Menurutnya, selain membeli properti langsung, investor juga dapat membeli beberapa saham atau produk turunnnya seperti Real Estate Investment Trust (REIT) melalui pasar modal.
Advertisement