Capai Kesepakatan, Konsumen Bisa Negosiasi Harga Properti

Saat ini pasokan pasar properti masih banyak. Diketahui harga properti juga masih dalam tekanan. Guna menyeimbangkan hal tersebut, pembeli dan penyewa memiliki ruang gerak lebih luas untuk bernegosiasi. Diperkirakan volume transaksi di pasar properti akan meningkat

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 28 Jan 2020, 11:36 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 11:36 WIB
Capai Kesepakatan, Konsumen Bisa Negosiasi Harga Properti
Ilustrasi melakukan kesepakatan antara konsumen dengan pengembang

Liputan6.com, Jakarta Saat ini pasokan pasar properti masih banyak. Diketahui harga properti juga masih dalam tekanan. Guna menyeimbangkan hal tersebut, pembeli dan penyewa memiliki ruang gerak lebih luas untuk bernegosiasi. Diperkirakan volume transaksi di pasar properti akan meningkat di tahun ini. 

Dinamika sektor properti dalam beberapa tahun belakangan sempat mengalami minimnya permintaan. Saat ini pasar mulai menunjukkan peningkatan positif yang ditandai dengan membaiknya tingkat hunian. Sementara itu, pembeli atau penyewa memiliki ruang gerak yang lebih leluasa dalam bernegosisasi untuk mencapai kesepakatan harga. Ini karena terjadi tekanan terhadap harga dan sewa properti yang masih berlanjut.

"Konsumen memiliki ruang negosiasi yang lebih luas, Hal itu dikarenakan pasar juga masih kelebihan pasokan. Selain itu, pasar dalam kondisi minim permintaan," jelasnya

Saat ini, rata-rata kisaran harga unit apartemen di Jakarta berada pada level Rp26,6 juta per meter persegi. Secara indeks, unit apartemen kategori gedung lower middle rata-rata dihargai sebesar Rp17,6 juta per meter persegi dan gedung mid-end rata-ratanya dihargai Rp24,3 juta per meter persegi.Sementara harga jual unit apartemen di gedung upper-middle adalah Rp34,3 juta per meter persegi, gedung upper sebesar Rp43,7 juta per meter persegi, dan high-end sebesar Rp 58,6 juta per meter persegi.

Ke depannya, Anton Sitorus mengharapkan volume transaksi di pasar properti terus meningkat. Hingga saat ini, terdapat 168.400 unit apartemen yang berada di area Jakarta dengan jumlah penyerapan mencapai 81% dari total unit. Angka itu sudah termasuk unit apartemen yang baru dibuka pada 2019 sebanyak 19.100 unit dengan penyerapan sebanyak 2.100 unit.

Jeffrey Hong, Managing Director Savills Indonesia mengatakan bahwa potensi pasar properti di Jakarta dan Indonesia masih cukup besar. Namun, kondisi perlambatan ekonomi yeng mewarnai kegiatan bisnis sangat memengaruhi sentiment investor maupun pengembang. Tidak terkecuali bagi pembeli dan end-usernya.

Baca juga: Tips Negosiasi Dengan Bank Saat Ajukan KPR

Akibatnya volume transaksi pasar properti dalam 3-4 tahun terakhir menjadi terbatas dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ke depannya, Jeffrey memperkirakan sentimen pasar akan berangsur-angsur membaik seiring perbaikan program ekonomi yang dijalankan pemerintah.

Dia menambahkan bahwa diperlukan konsensus dan keseriusan bersama seluruh stakeholder properti baik pihak swasta dan pemerintah. Hal ini guna meningkatkan kepercayaan investor dan minat pembeli atau user untuk menanamkan modalnya di sektor properti dalam negeri. 

"Melalui inovasi produk, regulasi yang kondusif, serta kompetisi yang sehat untuk mewujudkan recovery pasar yang struktural dan berdampak signifikan bagi ekonomi," tekannya. 

Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi. 

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya