Harga Emas Naik karena Kekhawatiran Dampak Virus Corona Terus Meluas

Harga emas berjangka naik 0,39 persen menjadi USD 1.576,30 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Jan 2020, 07:41 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 07:41 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga emas ini masih dikarenakan kekhawatiran akan dampak virus Corona yang akan mempengaruhi ekonomi.

Sementara itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga di level yang sama.

Mengutip CNBC, Kamis (30/1/2020), harga emas di pasar spot naik 0,65 persen ke level USD 1.576 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka naik 0,39 persen menjadi USD 1.576,30 per ounce.

Bank sentral AS mempertahankan suku bunga atau tidak mengubah suku bunga pada pertemuan kebijakan yang berlangsung pada Rabu waktu setempat.

Investor saat ini tengah menunggu pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell. Investor ingin melihat apakah Powell masih mempertahankan bahasanya yang optimistis.

Suku bunga yang rendah mengurangi pendapatan investor jika mereka memeang surat utang pemerintah atau yang lainnya. Hal tersebut akan brpengaruh dengan membebani dolar AS.

Dampak dari pelemahan dolar AS akan membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang dengan mata uang lainnya.

"Selain faktor Fed, alasan minat investor terhadap emas adalah dampak virus Corona dan bagaimana hal itu akan memengaruhi data ekonomi China," jelas Bob Haberkorn, senior market strategist di RJO Futures.

Amerika Serikat dan Jepang mengevakuasi warga negara mereka dari kota yang dikarantina, Wuhan, di Cina. Sementara British Airways menangguhkan penerbangan karena kematian akibat wabah itu meningkat menjadi 132 orang dan kasus pertama mulai muncul di Timur Tengah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

British Airways Hentikan Pemesanan Penerbangan ke China Akibat Virus Corona

Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Orang-orang berbelanja sayuran di sebuah pasar di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Xiao Yijiu/Xinhua via AP)

Seperti maskapai penerbangan di Indonesia dan beberapa negara lainnya, British Airways juga menghentikan untuk sementara pemesanan penerbangan ke China akibat virus corona. Maskapai penerbangan itu menangguhkan semua penerbangan ke dan dari China daratan.

Sementara pemerintah Inggris sedang menyelesaikan rencana yang mendesak pemulangan warga mereka dari provinsi Hubei yang terserang virus corona.

Maskapai penerbangan Inggris itu mengoperasikan penerbangan harian ke Shanghai dan Beijing dari Heathrow, London. Mereka menghentikan penerbangan dengan segera setelah kantor luar negeri memperingatkan terhadap 'semua kecuali perjalanan penting' ke negara itu karena wabah virus corona, seperti dilansir Metro, Rabu, 29 Januari 2020. 

Seorang guru dari Inggris di kota Wuhan mengatakan bahwa warga negara Inggris diberikan rincian penerbangan yang akan datang. Ia mengatakan bahwa penerbangan yang membawa orang Inggris kembali pulang dapat dimulai paling cepat pada hari ini, Kamis (30/1/2020).

Batas waktu bagi mereka yang terjebak di kota Wuhan dan daerah sekitarnya untuk menghubungi konsulat Inggris yang menyatakan keinginan mereka untuk berangkat pada pukul tiga pagi waktu Inggris pada 30 Januari 2020.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu pagi, 29 Januari 2020, pihak British Airways mengatakan: ‘Kami telah menangguhkan semua penerbangan ke dan dari China daratan segera setelah mengikuti saran dari Kantor Kementerian Luar Negeri terhadap semua kecuali perjalanan penting."

Pihaknya meminta maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan itu, tapi keselamatan pelanggan dan kru British Airways selalu menjadi prioritas. "Pelanggan yang akan melakukan perjalanan ke atau dari China dalam beberapa hari mendatang dapat memperoleh informasi lebih lanjut di ba.com."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya