Liputan6.com, Jakarta Ribuan pasien virus corona dirawat di Wuhan. Kejadian ini membuat para tenaga medis di rumah sakit harus bekerja ekstra dalam menangani pasien.
Beberapa tenaga medis bahkan dilaporkan harus mengenakan popok karena mereka tidak punya waktu untuk pergi ke toilet. Selain itu, pekerja lain juga melakukan itu agar tidak perlu melepas pakaian pelindung dan berpotensi merobeknya.
Baca Juga
"Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir kami miliki dan kami tidak bisa membuang apa pun," kata seorang dokter di akun Weibo-nya, dikutip dari The Independent pada Rabu (29/1/2020).
Advertisement
The Washington Post melaporkan, isolasi yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok membuat pasien yang mencari perawatan di rumah sakit menumpuk. Selain itu, suplai perlengkapan kesehatan juga semakin sedikit.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Kesehatan Mental para Dokter
Media Tiongkok, The Paper melaporkan, selain pakaian pelindung, pasokan peralatan seperti masker bedah dan kacamata juga menipis.
Selain itu, penumpukan pasien juga membuat kesehatan mental para staf medis terganggu. Termasuk kekhawatiran para dokter akan infeksi virus tersebut pada diri mereka sendiri.
Terapis Candice Qin di Beijing mengatakan bahwa dia sempat berbicara dengan seorang dokter yang terkena infeksi dari seorang pasien. Kondisi itu membuatnya tertekan dan mengisolasi diri di apartemennya karena perasaan tidak berdaya dan kesepian.
"Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental," kata Qin seperti dikutip dari Business Insider.
"Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita juga harus ingat bahwa dokter juga manusia," ujarnya.
Advertisement