Kemenko Maritim Minta Masyarakat Jangan Anggap Bahaya Pekerja Asal China

Pemerintah selektif dan hati-hati dalam bekerja sama dengan China untuk menjalankan suatu proyek.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 14:30 WIB
tenaga kerja china
Ilustrasi pekerja gedung

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin angkat suara mengenai keterlibatan tenaga kerja asing seperti China di Indonesia. Dia meminta masyarakat tak langsung berpandangan negatif terhadap warga negara Tirai Bambu tersebut.

"Yang penting kita sikapi sekarang adalah contoh Tiongkok (China) yang sudah bangkit dan hampir normal lagi. Mereka sudah naik lagi, jadi artinya jangan kita berpretensi negatif kalau tenaga kerja Tiongkok datang kemudian dia membahayakan," ujar Ridwan di Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Ridwan mengatakan, pemerintah selektif dan hati-hati dalam bekerja sama dengan China untuk menjalankan suatu proyek. Dia menambahkan, masyarakat harus berlapang dada menerima kehadiran tenaga kerja asing sebab mereka memiliki keahlian yang tidak bisa dilakukan di dalam negeri.

"Saya sekali lagi mengatakan, semua itu dilakukan dengan proses yang cukup ketat. Malah kita harus berlapang dada mengatakan jangan-jangan orang kita yang jadi lebih berbahaya dari orang lain karena sekarang kita sedang outbreak," jelasnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Proyek Kerja Sama dengan China

Rampung 2021, Begini Wujud Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Pekerja memantau pembangunan terowongan (tunnel) 2 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Desa Bunder, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/3). Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu proyek infrasturuktur yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Salah satu proyek yang dikerjasamakan dengan China adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, proyek tersebut sedang berhenti karena tenaga asing dari China belum bisa masuk akibat pandemi Virus Corona.

"Kedua memang realisinya proyek kerja sama yang tenaga kerja asingnya terlibat. Ini juga yang harus kita jaga. Kereta cepat sudah satu hal. Kemudian banyak sekali proyek kerja sama dengan Tiongkok yang penting kita sikapi sekarang mereka sudah bangkit dan hampir normal lagi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya