Pasca Corona, Masker Branded Bisa Jadi Tren Gaya Hidup Baru

Produk masker bermerek (branded) nantinya akan menjadi suatu gaya hidup baru pasca masa pandemi corona (Covid-19) berakhir.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Apr 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 19:30 WIB
Jeli Melihat Peluang, Pembuat Boneka di Cikampek Beralih Jadi Produsen Masker
Masker.

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Pemasaran sekaligus Pendiri MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya memprediksi, produk masker bermerek (branded) nantinya akan menjadi suatu gaya hidup baru pasca masa pandemi corona (Covid-19) berakhir.

Asumsi tersebut ia utarakan lantaran melihat adanya kebiasaan atau pola hidup baru setelah terjadinya sebuah musibah besar yang melanda dunia dalam waktu tak sebentar.

"Saya sudah membayangkan nanti traveling di zaman post corona barangkali saya musti beli masker yang branded. Dulu masker medical, lama-lama masker batik, lama-lama sudah nanti ada masker batik yang branded. Ini gaya hidup," ujarnya dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (28/4/2020).

Hermawan lantas membandingkannya dengan kasus 911 yang terjadi di Kota New York, Amerika Serikat. Pasca kejadian itu, hotel hingga pusat perbelanjaan disebutnya mulai memperketat pengawasan untuk mencegah aksi terorisme brutal.

"Dulu ndak ada pemeriksaan di hotel, di airport, sekarang jadi gaya hidup. Kalau sekarang kita masuk airport atau masuk hotel ndak diperiksa, waduh, kita malah takut, jangan-jangan airport ini bahaya," tuturnya.

Dia memperkirakan, hal serupa juga akan terjadi pasca wabah Covid-19. Tak hanya masker, namun benda atau perilaku lainnya bisa jadi gaya hidup baru ketika virus corona telah musnah.

"Saya tadi lihat berita, sekarang ada perusahaan yang buka di Wuhan (China), itu perusahaan testing yang bisa 10 ribu orang. Jadi mungkin abis ini kita mau masuk suatu mol kita musti dites dulu. 10 menit keluar hasilnya. Kalau clear boleh masuk," pungkasnya.

Jeli Melihat Peluang, Pembuat Boneka di Cikampek Beralih Jadi Produsen Masker

Pemkot Tangerang Produksi Masker Kain
Seorang ibu memperlihatkan masker dari bahan kain yang diproduksi di Balai Latihan Kerja (BLK) Larangan, Tangerang, Senin (6/4/2020). Pemkot Tangerang memproduksi sendiri masker kain untuk didistribusikan ke wilayah Tangerang guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung menyebabkan perlambatan ekonomi dan membuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tertekan. Pelaku UMKM dituntut harus jeli memanfaatkan peluang serta adaptif agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Salah satu contoh pelaku UMKM yang mampu membaca situasi dan mengikuti perubahan di masyarakat yakni Erwin (26), pengusaha boneka di Cikampek yang semenjak adanya pandemi kini memproduksi masker. Ia mengungkapkan, omset penjualan bonekanya menurun hingga 50% akibat pandemic COVID-19. 

“Permintaan dari luar Jawa utamanya Sumatera otomatis berhenti sejak bulan lalu, sementara penjualan secara online juga mengalami penurunan dibanding hari biasanya,” jelasnya. 

Erwin pun tak patah arang, ia memutar otak untuk menemukan cara agar roda usahanya tetap berputar. Apalagi ia memiliki karyawan 4 orang yang sehari hari memproduksi boneka untuk dijual.

“Seketika itu saya berinisiatif untuk membuat masker dari kain, karena mengingat pada awal bulan Maret lalu ketersediaan masker cukup langka dan disisi lain permintaannya sangat tinggi,” imbuh Erwin.

Saat ini usahanya mampu memproduksi dan menjual antara 100 hingga 150 lusin masker kain, dimana penjualan tersebut mampu  menutup penurunan omset penjualan dari semula 50% menjadi 20% saja. Meskipun dengan penjualan masker tersebut belum bisa menutupi penurunan omset penjualan secara menyeluruh, namun memberikan dampak positif setidaknya karyawan tetap bekerja seperti biasanya.

Erwin merupakan salah satu debitur UMKM naik kelas binaan BRI, yang saat ini mendapatkan fasilitas pinjaman Kupedes Komersial BRI. Ia sudah menjadi debitur sejak 5 tahun lalu dengan pinjaman awal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI.

“Secara aktif saya berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pihak BRI terkait pemenuhan kewajiban saya, dan Alhamdulillah dari BRI Cabang Cikampek sangat kooperatif sehingga sampai dengan saat ini pinjaman saya tetap lancar,” pungkas Erwin.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya