Penerimaan Negara hingga Akhir April 2020 Tercatat Rp 549,5 Triliun

Penerimaan perpajakan mencapai Rp 434,3 triliun atau sudah 29,7 persen dari target.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2020, 18:30 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pendapatan negara hingga akhir April 2020 mencapai Rp 549,5 triliun. Realisasi ini setara dengan 31 persen dari target penerimaan negara dalam Perpres 54 Tahun 2020 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang dipatok sebesar Rp 1.760,9 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, realisasi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penerimaan pada periode yang sama tahun sebelumnya atau April 2019 yang sebesar Rp 532,2 triliun.

"Kalau kita lihat angka realisasinya kurang lebih seperti ini pendapatan negara telah terkumpul Rp 549, 5 triliun," ujar Suahasil dalam video conference di Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Jika dirinci penerimaan negara pada April 2020, penerimaan perpajakan mencapai Rp 434,3 triliun atau sudah 29,7 persen dari target Perpres 54 Tahun 2020 yang sebesar Rp 1.462,6 triliun. Terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp 376,7 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp 57,7 triliun.

Sedangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp 114,5 triliun atau 38,5 persen dari target yang sebesar Rp 297,8 triliun.

Untuk hibah, tercatat sebesar Rp 700 miliar. Angka ini setara dengan 135 persen dari target pemerintah dalam APBN Perpres 54 Tahun 2020 sebesar Rp 500 miliar.

 

Belanja Negara

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara untuk belanja negara, realisasinya sudah mencapai Rp 624 triliun atau 23,9 persen dari target Rp2.613,8 triliun. Belanja negara mengalami tumbuh negatif 1,4 persen karena realokasi dan refocusing anggaran oleh pemerintah.

"Karena memang ketika kita langsung ada realokasi anggaran, belanja barang dan belanja perjalanan dinas langsung berhenti semua. Sementara belanja pegawai masih bisa berjalan," ungkapnya.

Belanja pemerintah pusat tercatat sudah Rp 382,5 triliun atau 20,7 persen dari target Rp 1.851,1 triliun dan tumbuh 3,4 persen. Ini terdiri dari belanja kementerian/ lembaga (K/L) sebesar Rp 203,2 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp 179,3 triliun.

 

Defisit APBN

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, belanja transfer ke daerah dan dana desa hingga 30 April 2020 tercatat sebesar Rp 241,4 triliun atau 31,7 persen dari target Rp 762,7 triliun. Belanja terdiri dari transfer ke daerah sebesar Rp 220,5 triliun dan dana desa sebesar Rp 21 triliun.

Dengan demikian, defisit APBN hingga April adalah Rp 74,5 triliun atau 8,7 persen dari target Rp 852,9 triliun. Defisit anggaran setara dengan 0,44 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dari target 5,07 persen terhadap PDB.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya