Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, vaksin virus Corona kemungkinan baru akan ditemukan pada kuartal I hingga kuartal IV 2021. Adapun, observasi dan pengkajian terhadap vaksin ini sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan bekerjasama dengan beberapa pihak.
"Kita bekerjasama dengan pihak Menteri Kesehatan, BPPT, untuk bersama lembaga lain untuk melihat vaksin ini. Jangan jadi pressure, tapi kemungkinan kalau menemukan vaksin, itu mungkin kuartal I hingga 4 2021," ujar Erick dalam acara Silaturahome Liputan6.com, Selasa (26/5/2020).
Baca Juga
Erick melanjutkan, pengkajian vaksin Corona ini termasuk ke dalam salah satu dari 3 langkah penanganan Corona yang dilakukan BUMN melalui pendekatan 3T, yaitu Test, Trace dan Treat.
Advertisement
Dalam tahap Test (lacak), BUMN Telekomunikasi telah mengembangkan aplikasi Peduli Lindungi untuk melacak historis dan pergerakan serta pembatasan isolasi.
Lalu dalam tahapan Test (uji), BUMN sudah mendistribusikan mesin PCR ke 18 rumah sakit dengan catatan 10 ribu lebih tes telah dilakukan (kapasitas mendekati 1000 per hari learning curve).
"Bio Farma bekerjasama dengan BPPT untuk produksi massal RT-PCR Test Kit dengan sensivitas dan validasi tinggi sesuai rekomendasi WHO. Telah diproduksi 50 ribu test kit, dengan tambahan 50 ribu test kit di akhir Mei 2020," demikian ditulis mengutip materi persentasi Erick.
Sementara penemuan vaksin Corona termasuk ke dalam tahap yang ketiga yaitu Treat (penanganan), yaitu kerjasama Bio Farma dengan pihak dari dalam dan luar negeri untuk memproduksi vaksin.
Â
70 Rumah Sakit BUMN
Tercatat pula, sebanyak 70 rumah sakit BUMN telah membangun 2.375 tempat tidur khusus penanganan Corona. Kemudian, PT LEN dan PTDI juga dinyatakan siap memproduksi ventilator non invasive pada Mei 2020.
"Estimasi total kapasitas produksi 1.000 hingga 1.250 per minggu, namun sampai saat ini, PT LEN dan PTDI masih menunggu izin dari Kemenkes untuk produksi massal secara komersial," demikian disampaikan dalam materi.
Dalam tahapan Treat ini juga, Bio Farma disebutkan sudah bekerja sama dengan Eijkman Institute dan RSPAD Gatot Soebroto untuk mengembangkan terapi Convalescent Plasma, dimana 3 dari 10 pasien Corona telah memulai transfusi dan kondisinya dilaporkan membaik. Kendati, hal ini memerlukan observasi dan pemantauan lebih lanjut.
Advertisement