Aktivitas Belanja Online Naik 28,9 Persen saat Pandemi Corona

MarkPlus, Inc melaporkan memasuki masa New Normal terjadi perubahan perilaku pembelian yang dialami oleh konsumen

oleh Tira Santia diperbarui 09 Jun 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 15:20 WIB
Berburu Diskon di Harbolnas
Calon Konsumen membuka aplikasi situs belanja online di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Konsumen berburu diskon di salah satu situs jual beli online yang menawarkan beragam potongan harga khusus pada hari belanja online nasional (Harbolnas). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - MarkPlus, Inc melaporkan memasuki masa New Normal terjadi perubahan perilaku pembelian yang dialami oleh konsumen dikarenakan pandemi Covid-19. Hal ini adalah aktivitas belanja online mengalami peningkatan dari 4,7 persen menjadi 28,9 persen setelah adanya covid-19.

“Ekpektasi customer memasuki new normal, survey yang telah kami lakukan kepada 128 responden dengan mayoritas laki-laki 25-34 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp 1-4,9 juta perbulannya dan mayoritas Jabodetabek,” kata Associate Client Success Team MarkPlus, Inc. Chrestella Carissa dalam webinar MarkPlus Industry Roundtable sektor Ritel, Selasa (9/6/2020).

Sehingga diperoleh tiga hal yang ditemukan dari hasil survey tersebut. Pertama mengenai perubahan perilaku pembelian, selama masa pandemi frekuensi pembelian seperti kebutuhan pokok, makanan segar, dan makanan kemasan mengalami penurunan, yang tadinya dibeli hampir setiap minggu menjadi bulanan.

“Namun ada indikasi bahwa customer tersebut berbelanja dalam jumlah banyak sekaligus. Kemudian mengenai aktivitas belanja online mengalai peningkatan dri 4,7 persen menjadi 28,9 persen setelah adanya covid-19,” ujarnya.

Kedua, terkait aktivitas belanja online dan offline. Dimana  menurut customer belanja offline memiliki sisi positif, seperti mereka bisa memastikan kualitas produk secara langsung. Namun, mereka juga merasa cemas terhadap penyebaran covid-19, jika harus berbelanja secara offline

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Orang belanja online
Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Kendati begitu di satu sisi berbelanja online memberikan kemudahan seperti lebih efisien dan hemat waktu. Namun terdapat batasan mereka tidak bisa memastikan kualitas produknya dan mereka kehilangan pengalaman ketika berbelanja online.

“Kemudian terkait standar new normal selama 2 bulan kita telah melakukan karantina, sebenarnya customer sudah tidak sabar melakukan belanja secara offline kembali. Namun untuk membuat mereka aman dan nyaman ketika belanja offline, perusahaan diharapkan bisa menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan hand sanitizer di toko,” katanya.

Berdasarkan hasil survei tersebut terdapat tiga hal yang dapat dipelajari sebagai pelaku industri ritel, yakni pertama kita harus membangun kepercayaan kepada customer. Caranya dengan menjaga ekpektasi dari kualitas produk yang nanti akan dijual kepada customer.

“Kedua perusahaan bisa mempersiapkan sebuah platform agar customer bisa membuat janji untuk mengambil produk, sehingga mereka tidak perlu mengantri terlalu lama, dan juga yang terakhir mengimplementasikan protokol kesehatan di era new normal merupakan suatu keharusan untuk membuat customer  menjadi lebih nyaman dalam berbelanja offline,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya