Angka Kemiskinan di Desa Turun jadi Bukti Program Padat Karya Efektif

Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, menunjukkan tingkat kemiskinan perdesaan turun 0,03 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 13:40 WIB
FOTO: Kemiskinan di Indonesia Naik Jadi 9,78 Persen Akibat COVID-19
Anak-anak bermain di sekitar pemukiman bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Badan Pusat Statistik menyebut tingkat kemiskinan di RI kini membengkak jadi 9,78 persen dari total populasi nasional akibat pandemi virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antoniu)

Liputan6.com, Jakarta - Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, menunjukkan tingkat kemiskinan perdesaan turun 0,03 persen. Sementara kemiskinan perkotaan naik 0,69 persen.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan bahwa capaian ini berasal dari Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Program yang mulai dilaksanakan pada Januari 2020 ini, teruji menahan kemiskinan di 15 ribu desa.

“Satu kenyataan bahwa hasil yang menunjukkan penurunan kemiskinan di bulan maret 2020, dibanding bulan maret 2019. Rilis BPS terbaru itu, alhamdulillah pertambahan orang miskin di desa relatif kecil dibanding di kota,” ujar Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers, Selasa (28/7/2020).

Abdul Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri ini menjelaskan bahwa dana desa dengan pola PKTD ini cukup efisien, lantaran bisa menekan laju pertumbuhan penduduk miskin di desa. Lebih lanjut, sisa dana desa yang masih ada akan difokuskan untuk pemulihan ekonomi desa di semester II 2020.

“Setelah BLT ini sudah tertata semua, sampai dengan Desember 2020, kita fokus untuk dana desa yg masih tersedia di desa-desa, ada sekitar Rp 41 triliun. kurang lebih itu,” kata Gus Menteri.

“Kita akan berikan arahan penggunaan kepada desa dalam semester kedua ini. Agustus sampai Desember, digunakan semaksimal mungkin untuk padat karya tunai desa, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi desa,” sambung dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BLT Dana Desa Dianggap Mampu Potong Angka Kemiskinan

Dampak COVID-19, Angka Kemiskinan dan Pengangguran Bakal Meningkat
Pemulung duduk duduk di trotoar Jalan Margonda Raya, Depok, Kamis (16/4/2020). Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi sosial dan ekonomi Indonesia. Bahkan yang paling dikhawatirkan bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menilai, penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) bisa berkontribusi menurunkan angka kemiskinan 0,03 persen. Penurunan tersebut diambil dari data year on year (YoY) pada Maret 2019 dan Maret 2020.

Menurut perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), ia menyebutkan, pertumbuhan tingkat kemiskinan di desa pada Maret 2020 minus 0,03 persen. Di sisi lain, tingkat kemiskinan di wilayah kota malah naik 0,69 persen.

"Ini hasil BPS year to year untuk Maret 2019 dan Maret 2020, di desa ternyata kemiskinan mengalami penurunan 0,03 persen. Sedangkan kemiskinan di kota mengalami kenaikan 0,69 persen," jelasnya dalam sesi teleconference, Selasa (21/7/2020).

Abdul Halim lantas mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sering menelponnya untuk percepatan penggunaan dana desa. Salah satunya melalui program padat karya tunai desa.

"Karena memang betul ketika padat karya tunai desa ketika belum ada Covid-19, padat karya tunai desa ini digenjot maka daya beli masyarakat akan naik. Krena padat karya tunai desa tidak mensyaratkan keahlian, tapi pekerjanya harus dari kelompok miskin, pengangguran, setengah penganggur, dan kelompok marjinal lain," tuturnya.

Aksi tersebut dianggapnya sebagai kebijakan yang tepat. Itu terbukti dari hasil BPS yang mengungkap adanya pertumbuhan kemiskinan di desa yang minus dari Maret 2019 ke Maret 2020. Di sisi lain, tingkat kemiskinan di kota pada periode yang sama bertambah.

"Itu kalau diangkakan cukup besar, di mana pertambahan orang miskin di kota 1,1 juta dan di desa 110 ribu. Meskipun di desa tingkat kemiskinan menurun tapi kalau dilihat dari jumlah masih ada," ujar Abdul Halim.

Angka BPS

Masyarakat Berpendapatan Rendah Paling Terdampak Pandemi Covid-19
Pemulung melintas di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Kamis (9/7/2020). Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat masyarakat berpendapatan rendah paling terdampak pandemi Covid-19, akibatnya, secara ekonomi kelompok tersebut paling tertekan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebagai perbandingan lain, BPS memang mencatat presentase penduduk miskin di desa turun 0,03 persen dari Maret 2019 (12,85 persen) ke Maret 2020 (12,82 persen). Tapi, menurut laporan BPS, angka tersebut naik 0,22 persen dari perhitungan September 2019 (12,60 persen), atau meningkat 333,9 ribu orang.

Pergerakan serupa juga dialami tingkat kemiskinan di perkotaan. Jumlah penduduk miskin di kota sempat turun -0,13 persen dari Maret 2019 (6,69 persen) ke September 2019 (6,56 persen).

Bedanya, jumlah penduduk miskin di kota naik besar jika dihitung secara year on year maupun per semester. Angka kemiskinan di kota pada Maret 2020 tercatat sebesar 7,38 persen, naik 0,69 persen atau 1,28 kita orang secara tahunan, dan bertambah 0,82 persen atau 1,63 juta orang secara semester. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya